7 Fakta Unik dan Mistis Tentang Tugu Jogja

7 Fakta Unik dan Mistis Tentang Tugu Jogja

Yuli Nopiyanti
2020-05-12 17:02:26
7 Fakta Unik dan Mistis Tentang Tugu Jogja
Ilustrasi Tugu Yogyakarta (Foto:Dok.Istimewa)

Sudan bukan menjadi rahasia lagi kalau daerah Jogja adalah kota yang penuh pesona, setuju?. Kota ini menjadi tempat tujuan pendidikan yang paling banyak di incar calon mahasiswa, memiliki banyak pesona wisata alami, sebagai gudangnya tradisi dan banyak sekali artefak sejarah Indonesia yang bisa ditemukan disini.

Tak hanya itu saja bahkan Jogja juga dilengkapi dengan banyaknya kuliner khas Jogjakarta yang tidak tersedia di tempat lain, sebut saja bakpia patok yang nikmat, dan gudeg yang khas dengan nangka mudanya.

Namun tak hanya itu saja pasalnya adapun lokasi tugu terletak tepat di perempatan antara jalan Diponegoro, A.M Sangaji, Jalan Jenderal Soedirman, dan Jalan Pangeran Mangkubumi. Mudah diakses dan banyak menjadi tujuan wisatawan yang bertandang ke Jogja. Daerah sekitaran tugu selalu ramai di malam hari karena panoramanya yang menarik untuk dijadikan tempat selfie.

Bahkan Jogja juga kaya akan kampus, memiliki keraton yang dipimpin oleh raja, kaya akan pantai indah di kawasan Gunung Kidul-nya, dan satu lagi yang tidak kalah menarik adalah Tugu Jogja atau Pal Putih. Berikut fakta menarik mengenai tugu berwarna putih yang menyimpan banyak sejarah dan misteri. Apa saja? simak selengkapnya di bawah ini!

1. Menjadi Salah Satu Simbol Kebesaran Daerah Istimewa Yogyakarta

Tak hanay itu saja bahkan kalau bicara tentang Jogja, kita tidak akan lepas dari pikiran betapa istimewanya kraton Jogjakarta. Kraton ini adalah simbol kebesaran DIY yang merupakan tempat tinggal keluarga raja selaku pemimpin masyarakat. Selain kraton, satu lagi simbol kebesaran Jogja, yaitu pada Tugu Jogja.

Tugu yang memiliki nama lain Pal Putih ini oleh masyarakat setempat di percaya sebagai titik pusat atau pancer dari kota gudeg ini. Tugu ini menjadi garis penghubung imajiner antara 3 tempat penting yang ada di Jogjakarta. Jika kita berjalan terus ke selatan akan bertemu dengan Pantai Selatan dan jika berjalan terus ke utara akan bertemu dengan Merapi.

Namun tak hanya itu saja pasalnya tiga tempat tersebut adalah Pantai Selatan yang identik dengan gelombangnya yang besar dan mitos mengenai Nyi Roro Kidul-nya, Keraton Jogja yang merupakan simbol kesultanan, dan Gunung Merapi yang dipercaya tidak sekedar gunung, namun memiliki nilai mistis yang kental.

2. Tempat Selfie yang Selalu Dirindukan

Berwisata ke Jogja, tidak lengkap rasanya tanpa mengabadikan momen saat sedang berada di kota Gudeg ini. Salah satu destinasi wisata yang sering dikunjungi wisatawan adalah Pal Putih atau Tugu Jogja tersebut. Saat berada disini, aktivitas wajib yang dilakukan wisatawan adalah selfie. Konon, siapa saja yang berfoto ria dengan background Tugu Jogja ini akan merasa rindu dan selalu ingin kembali berfoto ria disana.

3. Golong Gilig dan Sejarah Berdirinya Pal Putih

Namun tak hanya itu saja Pal putih berdiri pada tahun 1755 silam. Tugu ini di bangun atas prakarsa dari Sultan Hamengkubuwono Ke-1 yang fungsinya adalah, berisi pesan sultan yang ditujukan kepada keluarga dalem, abdi dalem, dan rakyat biasa agar selalu menjunjung semangat kebersamaan dan selalu menjunjung martabat sebagai manusia.

4. Runtuh pada Tahun 1867

Bahkan Jogjakarta termasuk salah satu kota yang rawan gempa.  Seringkali gempa terjadi di Jogja dan salah satunya adalah gempa dahsyat yang terjadi pada tahun 1867 silam. Saat itu, Belanda kebetulan sedang menduduki Jogjakarta. Tugu yang pada waktu itu berusia sekitar satu abad ini runtuh dan oleh inisiatif Belanda di ubah kembali dengan bentuk yang 100 persen berbeda.

Belanda menginstruksikan patih dalem Raden Adipati Danurejo kelima untuk mengawasi proses pembangunan tugu dengan bentuk bangunan yang baru.

Pal Putih berubah bentuk persegi panjang untuk bagian bawahnya sedangkan untuk bagian atas dibentuk meruncing berbeda sekali dengan bentuk awalnya. Tujuannya adalah untuk memecah belah persatuan antara keraton dan mataram.

5. Badan Tugu Menyusut dan Berganti Nama Pal Putih

Desain awal Sultan Hamengkubuwono I dengan bentuk Golong Gilig dibangun setinggi 25 cm. setelah runtuh, dan di pugar kembali atas instruksi pemerintah Belanda kala itu, tinggi bangunan menyusut sebanyak 10 meter.  Tugu Jogja yang sudah dirubah sedemikian sehingga itu kembali diresmikan oleh Sultan HB VII dengan nama Pal Putih atau De Wiit Paal pada 3 Oktober 1889.

Namun Tak hanya itu saja pasalnya Meski pemerintah Belanda memugarnya dengan bentuk yang lain, namun masyarakat setempat tetap lekat dengan tujuan pembangunan awalnya yaitu agar masyarakat Jogja menjaga kebersamaan dan selalu menjunjung tinggi martabat diri.

6. Bintang Enam di Badan Tugu

Jika diamati dengan seksama, kita akan melihat adanya simbol bintang 6 di tubuh tugu. Memang, tugu ini kaya akan simbol maupun penggunaan aksara jawa yang merupakan ciri khas kota setempat. Jika diamati, bentuk bintang 6 tersebut hampir menyerupai simbol David dengan bentuk ujungnya yang hampir menyerupai bentuk tanduk unicorn, yaitu spiral dan lancip di ujungnya.

7. Simbol Kesatuan

Sumber informasi lain menyebutkan bahwa, tujuan dari pendirian tugu ini adalah sebagai simbol penyatuan antara pihak penguasa dan Pencipta atau biasa disebut dengan manunggaling kawulo gusti. Selain itu, tugu juga merupakan simbol bersatunya seluruh elemen masyarakat Jogja mulai dari raja dan keluarga dalem, abdi dalem, dan masyarakat umum yang ingin mengusir penjajah dari Jogjakarta.

Bahkan tak hanya itu saja sejak berdiri hingga kini, tugu Jogja sudah berusia kira-kira 3 abad lamanya. Didirikan oleh Sultan Hamengkubuwono I setelah 1 tahun berdirinya keraton Jogja. Tepatnya pada tanggal 10 Juni 1867 terjadi gempa dahsyat yang berdampak pada runtunya tugu dan direnovasi oleh Belanda pada tahun 1889.


Share :