Sudah tidak asing lagi kan dengan Burj Khalifa yang selama ini dikenal sebagai salah satu bangunan tertinggi di dunia. Gedung pencakar langit yang terletak di Dubai, Uni Emirat Arab ini menjadi salah satu tempat wisata incaran wisatawan.
Namun tak hanya itu saja pasalnya Uni Emirat Arab terdiri dari tujuh negara bagian, salah satunya Dubai. Saat Ramadhan, warga yang tinggal di kawasan Dubai harus berpuasa selama 14 jam 39 menit.
Tak hanay itu saja bahkan, waktu berbuka puasanya pun berbeda-beda, khususnya untuk warga Dubai yang tinggal di Burj Khalifah. Penduduk di pencakar langit Dubai ini harus berpuasa sedikit lebih lama 6 menit dibanding wilayah lain.
Dilansir The National, penduduk yang tinggal antara lantai 60 dan 120 akan berpuasa selama empat menit lebih lama. Hal ini terjadi karena saat suatu tempat semakin tinggi, maka matahari akan terbit lebih cepat dan lebih lambat tenggelam.
Namun tak hanay itu saja bahkan hal ini, membuat perbedaan waktu pada ketinggian seperti itu menyebabkan salat subuh diadakan 2 menit lebih awal. Sedangkan, salat magrib dan isya akan dilakukan 2 menit lebih lama dibanding wilayah lainnya.
Bahkan tak hanya itu saja pasalnya kondisi ini ternyata juga juga berlaku di gedung-gedung pencakar langit di seluruh UEA. Neil deGrass Tyson, Fisikawan Amerika dan Direktur Hayden Planetarium, yang menjelaskan tentang perubahan waktu bagian atas dan bawah Burj Khalifa dalam akun Twitternya.
"Selama bulan Ramadhan, puasa siang hari bagi umat Islam berakhir saat matahari terbenam. Tetapi untuk Burj Khalifa di Dubai, bangunan tertinggi di dunia, matahari terbenam empat menit kemudian di lantai atas daripada di bawah. Penghuni lantai yang lebih tinggi melihat melampaui cakrawala permukaan tanah, lebih jauh di sepanjang lengkungan bumi," kata Tyson.
orang yang berada di lantai 81-151 atau lebih dari ketinggian 800 meter, juga harus memulai Puasa harian mereka dua menit lebih awal, dengan alasan bahwa matahari turun lebih awal ke daripada orang yang berada di tingkat yang lebih rendah. Lalu, untuk mereka yang berada di lantai 151 ke atas harus berbuka puasa tiga menit lebih lambat dari waktu normal.
Ahmed Al Haddad, yang juga kepala pusat Ifta di Departemen Urusan Islam, mengatakan bahwa perbedaan waktu berbuka puasa di Burj Khalifa karena pengaruh ketinggian. Bahkan, hal itu bukan cuma terjadi di gedung pencakar langit saja, tetapi juga saat berada di atas pesawat.
"Bahkan jika Anda berada di pesawat, Anda harus berbuka puasa sesuai dengan saat matahari sebenarnya terbenam di daerah Anda terbang," ujar Al Haddad.
Bahkan tak hanay itu saja Para ahli menyimpulkan bahwa kira-kira matahari terbenam satu menit kemudian untuk setiap 1,5 kilometer ketinggian. Jadi, penduduk yang tinggal di lantai 121 atau lebih harus berpuasa tambahan empat menit, karena salat subuh akan dimulai lebih awal dan berbuka puasa akan lebih lambat daripada di permukaan tanah yang normal.
Sebagai bangunan tertinggi di dunia, Burj Khalifa memiliki 160 lantai yang di dalamnya terdapat sekitar 1.000 apartemen. Bangunan ini pertama kali dibangun pada tanggal 6 Januari 2004, dan baru selesai pada 1 Oktober 2009 dan diresmikan tahun 2010.