Berbicara kebudayaan dan tradisi Suku Nias tidak habis-habisnya. Selain dikenal tradisi lompat batunya, Suku Nias yang berada di Pulau Nias Sumatera Utara (Sumut) ini juga punya beberapa arterfak peninggalan leluhur yang digunakan pada zaman dahulu.
Bukan sembarangan artefak, benda-benda pusaka ini diyakini menyimpan kekuatan mistis. Berikut 4 arterfak Suku Nias yang unik dan seram diramkung Correcto.id dari berbagai sumber:
1. Oroba Buaya
Oraba Buaya Pakaian Perang Suku Nias Zaman Dahulu (foto: Wikipedia)
Pada zaman dulu, beberapa prajurit di Nias bagian selatan memiliki peralatan tempur yang sakti. Salah satunya adalah Oroba Buaya alias baju perang dari kulit buaya.
Baju perang ini bentuknya mirip jaket tanpa lengan dan kancing yang tinggal dikenakan begitu saja di badan tanpa harus diikat. Konon, baju perang ini memberikan kesaktian dan perlindungan bagi pemakainya.
Oroba buaya di Museum Pusaka Nias ternyata merupakan hibah dari Horst Krank. Dia adalah orang Jerman yang pernah membantu penyebaran misi Protestan di Nias. Dia membawa pulang oroba buaya ke Jerman dan mengembalikannya ke Museum Pusaka pada tahun 2007 silam.
2. Pedang Tologu
Pedang Tologu (foto: Museum Pusaka Nias)
Di desa-desa di kawasan Teluk Dalam, Nias Selatan punya senjata tradisional yang tiada dua. Senjata itu adalah pedang tologu, suatu pedang yang punya bola rotan yang disebut rago di bagian sarung pedangnya.
Beberapa rago ternyata ada yang terbuat dari taring-taring babi. Konon, di dalam rago itu terdapat sumber kekuatan gaib yang tak terlihat dan bisa memberikan kemenangan bertanding para pemakainya dari serangan musuh. Serta, memberikan kekebalan magis. Rasanya, tak ada pedang atau senjata tradisional di Indonesia yang mirip pedang tologu.
Pedang Tologu di Museum Pusaka Nias berasal dari Desa Bawodobara di kawasan Teluk Dalam. Pedang Tologu masih ada sampai sekarang namun tidak digunakan lagi untuk berperang. Tapi, pedangnya hanya digunakan untuk festival pariwisata dan perayaan adat, serta dijadikan suvenir untuk turis.
3. Hasi Nifolasara
Hasi Nifolasara (foto: Museum Pusaka Nias)
Hasi Nifolasara adalah peti jenazah dengan bentuk yang unik dari Desa Bawamatuluo, Nias Selatan. Peti jenazah ini berbentuk seperti perahu dan ujungnya berbentuk kepala naga. Peti jenazah ini dulunya khusus dipakai untuk para bangsawan.
Peti ini dibagi ke dalam 2 macam tergantung dari gender yang mau memakainya. Pada peti jenazah bagi bangsawan pria, kepala naganya memiliki jambang dan kumis. Sedangkan untuk peti jenazah bagi bangwasan wanita, tidak memiliki hal tersebut. Peti hanya berupa kepala naga saja.
Pada zaman dulu, peti jenazah ini tidak dikuburkan semuanya ke dalam tanah. Bagian atasnya berada di permukaan tanah untuk menandakan kalau di tempat tersebut ada makam bangsawan. Kalau sekarang, peti jenazahnya dikuburkan dan dibangun peti jenazah dari semen sebagai replika untuk menandakannya.
4. Patung Siraha Holo
Patung Siraha Holo (foto: Travel Kompas)
Nah ini dia artefak yang selalu bikin wisatawan penasaran. Inilah Patung Siraha Horo. Pada zaman dulu, patung ini digunakan sebagai pembersih dosa bagi para pemburu kepala manusia di Nias bagian selatan.
Para pemburu kepala manusia harus membersihkan diri dengan berdoa pada patungnya setelah melakukan perburuan. Hal itu dilakukan agar anggota keluarganya tidak ada yang kena malapetaka. Pembersihan diri juga dilakukan dengan patung Siraha Horo sebelum melakukan perburuan. Para pemburu kepala manusia diharuskan meminta perlindungan, keselamatan, dan keberhasilan.
Konon, para pemburu kepala manusia berdoa sambil menggosokan patungnya ke seluruh badan. Patung Siraha Horo sendiri berwarna hitam dan punya pahatan kelamin pria di bagian bawahnya.