Nama Iwan Karo-Karo pernah menjadi idola para suporter PSMS diera perserikatan di tahun 1980-an. Di masa itu, nama Iwan Karo-Karo adalah pemain belakang terbaik yang pernah di miliki PSMS Medan.
Kelugasan dan kegarangan Iwan Karo-Karo menjaga garis pertahanan PSMS Medan akhirnya mampu menghantarkan PSMS menang melawan Persib Bandung di final Liga Perserikatan di Tahun 1984. Pertandingan yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno dan disaksikan 120.000 penonton, Iwan Karo-Karo mampu membuat mati kutu para pemain Persib Bandung.
Iwan Karo-karo memang layak disebut sebagai legenda pesepak bola Sumatera Utara. Keberhasilannya mempersembahkan medali emas PON 1989 membuat lagu Kacang Koro membahana di hadapan 100.000 penonton Stadion Senayan.
Seiring dengan perubahan format kompetisi dengan penggabungan Galatama dan Perserikatan ke dalam format Liga Indonesia, prestasi PSMS juga Iwan mulai menurun. Iwan tercatat masih aktif membela PSMS hingga selama dua musim kompetisi Ligina. Ia tetap menjadi pemain kunci bersama sejumlah pemain lain seperti Abdul Rahman, Witya Fusen, dan Irfansyah.
Penulis: Stepanus Purba
Editor: Enda Tarigan