Sumur 7 yang berada di puncak Gunung Karang terkenal sebagai sumur keramat yang memilki khasiat. Namun tahukah anda legnda dibalik sumur yang terkenal di Pandeglang Banten tersebut?
Sejarah sumur 7 berkaitan erat dengan Sulton Maulana Hasanuddin pendiri kerajaan Banten, Syarief Hidayatulloh Raja Cirebon pertama.
Sejarah yang melegenda di masyarakat tentang keberadaan sumur 7 yang dibuat oleh Sulton Maulana Hasanuddin, adalah ketika Sulton Maulana Hasanuddin ditantang bertarung adu kesaktian oleh Raja Pucuk Umun Raja Banten Girang.
Pertarungan yang sangat sengit terjadi di puncak gunung Karang yang sekarang adanya sumur tujuh. Karena kehausan setelah bertarung Sulton Maulana Hasanudin bermunajat kepada Allah untuk memohon air minum.
Atas izin Allah, maka ditancapkanlah tongkatnya ke tanah, dengan seketika keluarlah air menyembur dari dalam tanah. Lubang bekas tongkat yang ditancapkan inilah yang sekarang disebut keramat Sumur Tujuh Gunung Karang.
Sumur keramat tersebut dipercayai mampu membuang aura negatif yang melekat pada diri seseorang. Ketenaran sumur tujuh dalam membuang aura negatif memang sudah terdengar sampai di luar Banten, jadi tak heran jika di sana Anda akan bertemu peziarah dari kota-kota besar lainnya.
Itulah yang menjadi alasan para peziarah datang ke puncak gunung Karang. Cerita kerabat di Kadu Engang kebanyakan peziarah datang dari kota (baca: Jakarta). Mereka mempercayai air dari Sumur 7 berkhasiat membersihkan diri dari aura negatif yang melekat dalam diri seseorang.
Namun sangat disayangkan, dengan kondisi yang sekarang sumur 7 sudah sangat memprihatinkan, saking banyaknya pengunjung menjadikan sumur tujuh sudah tidak terlihat tujuh lagi, keadaannya sudah berubah dari aslinya karena terjamah ribuan orang.