Ini Fakta dan Misteri Batu Malin Kundang di Sumatera Barat

Ini Fakta dan Misteri Batu Malin Kundang di Sumatera Barat

Ekel Suranta Sembiring
2020-05-03 13:00:01
Ini Fakta dan Misteri Batu Malin Kundang di Sumatera Barat
Batu Malin Kundang (foto: Davestpay Blog)

Warga Indonesia khususnya warga Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) akan tidak asing lagi mendengar cerita mengenai malin kundang? Cerita malin kundang sangatlah bagus dan sangat menginspirasi untuk kita semua agar tidak durhaka kepada ibu dan melupakannya.

Jika kita durhaka kepada orang tua, terutama kepada ibu maka bisa jadi kita sama seperti yang ada dicerita malin kundang. Nah jika penasaran dengan misteri batu malin kundang, simaklah ulasan berikut ini sampai habis.

Pada jaman dahulu, disebuah desa kecil yang berada di pesisir pantai, tepatnya di Sumatra Barat, tinggalah seorang ibu dan anaknya. Anaka tersebut bernama malin kundang, sang ayah malin kundang sudah meninggal sejak dia masih bayi. Dan dia harus mengarungi kerasnya kehidupan dia bersama sang ibu.

Maling kundang sendiri merupakan anak yang sehat, rajin dan juga kuat. Biasanya dia akan pergi ke laut untuk menangkap ikan dan membawa pulang untuk diberikan kepada ibunya, kadang juga dia menjualnya di kota.

Pada suatu hari saat si malin kundang sedang berlayar, dia tiba-tiba melihat kapal pedagang yang sedang dibajak oleh sekelompokan bajak laut kecil. Dengan keberanian dan juga kekuatan yang dimiliki, maling kundang dapat mengalahkan bajak laut tersebut.

Kemudian pegang yang dibajak tersebut sangatlah senang dan meminta kepada malin kundang untuk berlayar bersamanya. Dan kemudian si malin kundang pun setuju dan berangkatlah bersama pedagang tersebut.

Beberapa tahun kemudian si malin kundang sudah menjadi pedagang yang kaya raya, dengan memiliki kapal yang besar, banyak barang dagangan, banyak awak kapal dan juga memiliki istri yang sangat cantik.

Pas dalam perjalanannya, kapal malin kundang mendarat dipantai. Pada waktu itu ada seorang penduduk desa yang mengenalinya, dan berita tersebut dengan cepatnya tersebar di seluruh desa. Kemudian berita tersebut juga sampai ke ibunya, dengan kesediahan bertahun-tahun kesepian, sang ibu malin kundang langsung berlari kepantai untuk menemui anak kesayangannya.

Tapi saat ibunya datang, malin kundang didepan sang istri yang cantik, dia langsung menolak untuk bertemu dengan wanita tua tersebut. Tiga kali sang ibu memohon kepada malin kundang dan tiga kali juga sang ibu berteriak pada malin kundang. Dan akhirnya si malin kundang bekata “Cukup, wanita bangka! Aku tidk pernah memiliki seorang ibu sepertimu!, petani kotor, jelek dan gembel!”.

Kemudian si malin kundang menyuruh para awak kapal untuk berlayar. Karena sang ibu tadi marah, kemudian ia mengutuk malin kundang. Jika tidak minta maaf maka dia si malin kundang akan menjadi batu.

Tapi si malin kundang malah menertawakan omongan dari nenek tua tersebut, kemudian bersama para awak kapanya ia memutuskan untuk berlayar kembali. Dan di tengah laut yang sepi, tiba-tiba terjadilah badai petir yang sangat dahsyat.

Kemudian kapal besar yang dinaiki oleh malin kundang hancur berkeping-keping dan terlambat sudah bagi malin kundang untuk meminta maaf kepada sang ibundanya. Lalu dia terhempas oleh gelombang dari kapalnya dan terdampar di pulau kecil, dengan tiba-tiba si malin kundang berubah menjadi batu.

Kalau dilihat dari versi lain, cerita legenda ini dikatakan berasal dari Padang dimana keberadaan batu malin kundang tersebut berada. Malin kundang sebenarnya adalah seorang yang bersal dari keluarga miskin. Sama halnya seperti pria minang lainnya, malin kundang ini memutuskan untuk pergi ketempat lain untuk mecari keberuntungan dengan meninggalkan sang ibunya.

Kemudian si malin kundang tersebut hidupnya berubah dratis setelah menikahi putri dari seseoarang kaya raya di Siam. Setelah dia sukses, dan mendapatkan banyak uang, kemudian dia kembali pulang dengan menggunakan kapal miliknya sendiri bersama sang istri dan awak kapalnya.

Setealah mendengar kabar kembalinya malin kundang, maka dengan segera sang ibu bergegas kepantai untuk menemui anak laki-lakinya yaitu malin kundang yang sudah lama menghilang. Tapi si malin kundang tersebut merasa sangat malu ketika melihat sang ibu yang sudah tua dan malang.

Dia memandang sebelah mata ibunya, dia merasa menjadi seorang yang kaya raya dengan berpakaian bagus dan istri yang sangat cantik sementara ibunya terlihat compang camping dan miskin tidak seperti dirinya. Maka dengan jijik yang tak disangka-sangka malin kundang mengabaikan ibunya sendiri dan menolak untuk menyapanya dan kembali ke kapalnya.

Dipermalukan seperti itu sang ibu pun patah hati dengan tingkah laku anaknya yang sangat sombong yaitu malin kundang. Kemudian ibunya berlutut dalam keputusasaan dan berdoa kepada Tuhan agar anaknya tersebut dihukum karena perbuatannya. Setelah berdoa dengan tiba-tiba badai petirpun datang dan menghancurkan kapal malin kundang.

Dengan menyadari perbuatannya malin kundang dengan keadaan luka parah mencoba untuk mendarat untuk bisa meminta ampunan kepada ibunya, tapi pada saat dia merangkak dikedua tangan dan lututnya, tiba-tiba berubah menjadi batu.

Sampai saat ini. Batu yang jika kita lihat dari sudut tertentu, maka akan menyerupai sosok seorang pria dengan tangan dan badan bersujud dan kepalanya terkubur dibatuan. Dan bantuan tersebut masih bisa ditemukan di pantai air manis, Padang, Sumatra Barat.

Dikatakan kalau malin kundang tersebut terpaksa tigaal di pantai selamanya, dengan memohon pengampunan dari sang ibunya. Di sekitaran batu malin kundang, ada barel dan tali yang telah di ukir untuk menggambarkan kapal karam yang terdampar di pantai.

Dan batu malin kundang tersebut juga tidak terjadi secara alami. Tapi merupakan hasil karya relief batu yang dibuat oleh Dasril Bayras dan Ibenza Usman pada tahun 1980.

Dari kisah seorang anak yang tidak tahu berterimakasih membuat Pantai Air Manis yang tenang menjadi lokasi wisata yang sangat legendaris. Dan sangat cocok untuk dikunjungi serta akan menawarkan pelajaran tentang kehidupan.


Share :