Dua makam seram sepanjang empat meter yang dikeramatkan sejak ratusan tahun lalu, di pinggir sungai, di bawah rindang pohon beringin, lebih kurang 15 km dari Kota Medan, mempunyai nilai mistis karena sering ada penampakan harimau kaki tiga, kera tunggal dan munculnya sewaktu-waktu buaya putih di samping makam.
Makam yang tepat di pinggir Sungai Boyan Desa Bulu Cina Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang tersebut, tak absen dikunjungi beberapa pejabat dengan berbagai kepentingan.
Dimana, makam tersebut pernah diziarahi mantan walikota Binjai dan mantan Kapolres Langkat yang saat ini merupakan salah satu petinggi di Polri. Dua makam keramat tersebut merupakan pelintasan atau tempat pesanggrahan suami istri, yaitu Datuk Rohmat dan Datuk Rubiah ketika melaksanakan penyebaran ajaran Agama Islam di Belawan, Labuhan Deli dan Sunggal. Jadi sebelum Belanda masuk menanam tembaku, kuburan itu udah ada.
Datok Rohmat dan Datuk Rubiah inipun sejarahnya, ungkap Mbah Yanbing, merupakan murid dari Syekh Abdul Wahab Rokan atau terkenal dengan gelar Tuan Guru Besar Besilam.
Dimana, makam tersebut awalnya hanya berdinding papan dan ditutupi kelambu. Dulunya makam tersebut hanya ditutup dengan papan dan kelambu saja. Namun, karena beberapa pejabat, pengusaha pribumi dan keterunan yang ziarah ke mari prihatin dan peduli dengan kondisi makam, Mereka menyisihkan sedikit rezeki untuk membangun makam ini. dan jadinya seperti sekarang kuburan sudah bersih dan tidak kena hujan lagi.
Meski statusnya keramat, disarankan agar pejabat, pengusaha berkunjung jangan memuja ataupun menyembah makam ini karena hal itu tidak dibenarkan di dalam Islam.Dan Tujuan berkunjung ke makam ini adalah berziarah untuk mengingat mereka, yang berjuang untuk menyebarkan luaskan ajaran Agama Islam, bukan untuk hal yang macam-macam.