Dr. Ines Moura dan Duncan Ewin dari University of Leeds tengah menyelidiki seberapa cepat virus menyebar ke permukaan setelah menggunakan kamar kecil.
Dilansir dari DW, Rabu 30 April 2020, faktor yang diperhitungkan adalah apakah seseorang tersebut mengeringkan tangan dengan mesin pengering tangan listrik, atau menggunakan tisu kertas.
Percobaan baru ini melibatkan empat relawan yang awalnya mencemari tangan mereka dengan bakteriofag. Bakteriofag adalah virus pemakan bakteri yang tidak berbahaya bagi manusia.
Lalu, keempat orang tersebut tidak mencuci tangan dengan seksama setelah itu, tetapi hanya membasahi tangan.
Setelah mengeringkan tangan dengan mesin pengering atau tisu kertas, ahli higienis mengambil sampel untuk mengetahui berapa banyak virus yang ada di tangan mereka dan apakah virus ditemukan pada pakaian (relawan mengenakan celemek) dan di area permukaan seperti gagang pintu, tombol lift, dan kursi di ruang tunggu.
Hasil dari percobaan tersebut adalah mesin pengering tangan dan tisu kertas mengurangi kontaminasi virus di tangan.
Tetapi dalam 10 dari 11 permukaan yang disentuh dan diperiksa setelahnya, para peneliti menemukan kontaminasi lingkungan yang lebih signifikan setelah menggunakan mesin pengering tangan daripada setelah menggunakan tisu kertas.
Bakteriofag ditemukan pada semua permukaan setelah menggunakan mesin pengering tangan, tetapi hanya pada enam permukaan setelah menggunakan tisu kertas.
Rata-rata, kontaminasi permukaan sepuluh kali lebih tinggi setelah menggunakan mesin pengering tangan daripada menggunakan tisu kertas. Ada lima kali lebih banyak virus ditemukan di celemek.
Para peneliti juga menemukan bukti bahwa virus tidak hanya ditularkan langsung dari tangan ke permukaan, tetapi juga dari celemek, tetapi itu terjadi hanya setelah menggunakan mesin pengering tangan.
Dengan begitu, ahli kesehatan merekomendasikan agar rumah sakit tidak menggunakan mesin pengering tangan listrik dan sebagai gantinya menyiapkan dispenser tisu kertas.