Umat Islam tidak bisa terlepas dari Masjid. Dulu Masjid didirikan disamping menjadi tempat beribadah juga menjadi menuntut ilmu para santri dan pusat da’wah. Namun seiring dengan perjalanan waktu Masjid telah mengalami perkembangan yang pesat, baik dalam bentuk bangunan maupun fungsi dan perannya.
Selain itu masjid khususnya di Kota Medan masing-masing memiliki sejarah dan bentuk yang khas dan ada pula yang dijadikan sebagai ikon wisata.
Berikut inilah 4 masjid bersejarah di Kota Medan yang paling bersejarah :
1. Masjid Raya Al-Mashun
Masjid ini didirikan pada 1906 oleh Sultan Deli IX atau yang dikenal pula sebagai Sultan Ma'moen Al Rasyid Perkasa Alam Syah. Masjid Raya Al Mashun selesai dibangun pada 1909, kemudian diresmikan pada 15 September 1909.
Arsitektur Masjid Raya Al Mashun menggabungkan gaya Turki, Arab, Eropa, dan India. Masjid itu didesain oleh JA Tingdeman, seorang arsitek asal Belanda yang dipanggil secara langsung oleh sultan.
Dimana, hal yang menarik dari masjid ini dibangun dengan biaya dari kantong pribadi sang sultan. Penggunaan warna biru dan kuning yang digunakan pada bangunan masjid menjadi salah satu ciri budaya Melayu yang disematkan dalam Masjid Raya Al Mashun.
2. Masjid Al Osmani
Masjid Raya Al-Osmani berdiri pada tahun 1854. Masjid ini dibangun oleh sultan ke-7 Kesultanan Deli, yakni Sultan Osman Perkasa Alam. Mulanya masjid tersebut berbahan kayu dengan ukuran 16x16 meter berbentuk rumah panggung.
Namun, kini setelah kurang lebih tujuh kali renovasi, Masjid Raya Al-Osmani memiliki luas hingga 2 hektare. Kapasitasnya mencapai 1.000 orang, dengan rincian 500 orang pada bagian depan dan 500 orang di bagian belakang.
Meski sudah berusia lebih dari 100 tahun, Masjid Raya Al-Osmani baru dinobatkan sebagai salah satu cagar budaya Kota Medan pada tahun 2016. Menariknya, sebelum pandemi, masjid ini selalu menyajikan bubur pedas sebagai panganan berbuka setiap hari Kamis saat puasa.
3. Masjid Lama Gang Bengkok
Masjid Lama Gang Bengkok yang berlokasi di kawasan Kesawan juga punya warna kuning yang cerah dan berani. Masjid ini awalnya hanyalah sebuah surau atau langgar dengan bangunan sederhana.
Dimana, pada 1.885 Masehi, surau tersebut dibangun menjadi sebuah masjid oleh seorang dermawan berkebangsaan China, Tjong A Fie. Setelah dibangun oleh Tjong A Fie, masjid tersebut diserahkan ke Sultan IX Deli, Makmun Al Rasyid Alamsyah Perkasa.
Arsitektur masjid itu merupakan kombinasi dari beberapa kebudayaan, seperti China, Melayu, dan Persia. Atapnya dibuat menyerupai kelenteng. Lalu ada pula simbol lebah khas Melayu, serta simbol lingkaran awalan tanpa akhir khas Persia yang bisa kamu temukan di dekat plafon bagian dalam masjid.
4. Masjid Datuk Badiuzzaman Surbakti
Masjid Datuk Badiuzzaman Surbakti yang didirikan pada 1885, dan kini sudah berusia sekitar 135 tahun. Sekilas, bangunannya tak nampak seperti masjid, tapi apabila kamu lihat lebih dekat, bangunan ini menggunakan warna kuning dan hijau yang khas adat Melayu.
Atapnya sendiri berbentuk limas, bukan kubah seperti yang biasa kamu temukan di masjid-masjid lainnya. Masjid ini menggunakan nama salah seorang pahlawan yang memimpin perlawanan terhadap Belanda, Datuk Badiuzzaman Surbakti, anak dari Raja Sunggal VII.
Tempat ini selain dijadikan sebagai tempat ibadah, masjid ini juga digunakan sebagai tempat musyawarah ketika menyusun rencana perang. Nah, yang unik lagi dari masjid tersebut adalah kabarnya pembangunannya dibuat menggunakan semen dan putih telur, sehingga merekat kuat dan tak mudah rusak.
Itulah beberapa Masjid yang bersejarah di Kota Medan yang wajib kamu kunjungi sebagai Tertarik wisata religi ke Medan usai pandemi corona.