Gorengan adalah menu yang bisa ditemukan dimana-mana, termasuk pada bulan Ramadan seperti sekarang. Bahkan gorengan kerap kali menjadi menu berbuka. Bahkan mungkin sudah menjadi budaya muslim Indonesia saat buka puasa.
Tapi, tahukah bahwa jika terlalu sering mengonsumsi gorengan dapat membahayakan kesehatan? Kandungan lemak dalam minyak yang ada pada gorengan membuat gorengan sulit dicerna, terutama ketika gorengan menjadi makanan pertama yang dimakan setelah puasa.
Bayangkan saja, ketika perut kosong setelah puasa seharian, perut harus mencerna lemak yang ada pada gorengan. Karena gorengan mengandung banyak lemak yang membuat lebih lama dicerna, perut tidak cepat merasa kenyang. Akibatnya, akan menambah makan gorengan lagi dan lagi dan menyebabkan terlalu banyak makan.
Buka puasa dengan gorengan dapat menimbulakn keluhan yang dirasakan berbeda-beda oleh tiap orang. Jika Anda memiliki saluran pencernaan yang sensitif, gorengan dapat merangsang asam lambung naik yang dapat menyebabkan heartburn (perasaan panas atau terbakar di sekitar perut bagian atas). Kandungan lemak jenuh yang ada pada gorengan dapat mengakibatkan asam lambung naik.
Untuk jangka jauh, lemak jenuh dan lemak trans yang ada pada gorengan dapat menumpuk dan menyebabkan pembentukan plak pada arteri di tubuh. Plak ini dapat menghambat aliran darah dan dapat berkembang menjadi penyebab dari penyakit jantung dan stroke.
Untuk mencegah hal tersebut terjadi, sebaiknya kontrol konsumsi gorengan Anda mulai dari sekarang. Jika ingin makan gorengan, sebaiknya Anda memasaknya sendiri. Gorengan yang beli di luar biasanya menggunakan minyak yang sudah dipakai berulang kali sehingga dapat memicu pembentukan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh dan kesehatan.