Ini 7 Tradisi Unik Warga Pulau Sumatera Menyambut Ramadan, Salah Satunya Jalur Pacu

Ini 7 Tradisi Unik Warga Pulau Sumatera Menyambut Ramadan, Salah Satunya Jalur Pacu

Ekel Suranta Sembiring
2020-04-24 13:29:26
Ini 7 Tradisi Unik Warga Pulau Sumatera Menyambut Ramadan, Salah Satunya Jalur Pacu
Tradisi Jalur Pacu di Riau (foto: Pesona Travel)

Di Indonesia kita tahu setiap daerah memiliki ke khasaan sendiri. Dari masing-masing daerah di Sumatera memliki tradisi menyambut Ramadan yang berbeda-beda dan unik, tanpa mengurangi nilai-nilai ke-Islaman-nya.


Nah, mau tahu tradisi unik apa saja yang dapat kamu saksikan di Pulau Sumatera? Langsung saja simak berikut ini!


1. Ziarah Kubro (Palembang, Sumsel)


Tradisi Ziarah Kubro (foto: Suara Nusantara)

Sudah sejak lama, masyarakat Palembang setiap tahun menyambut bulan Ramadan dengan melakukan ziarah.


Bukan hanya menjadi acara untuk mengunjungi dan membersihkan kuburan orang tua dan leluhur, acara ini juga ternyata menjadi acara wisata yang cukup digemari di Palembang.


Terbukti, menjelang Ramadan masyarakat mulai berbondong-bondong melakukan ziarah, dan puncaknya adalaha ziarah kubro yang menjadi acara utama.


Biasanya masyarakat Palembang berziarah ke pemakaman Kawah Tengkurep 3 Ilir untuk mengingat jasa para ulama setempat.


2. Meugang (Aceh)


Tradisi Meugang (foto: Aceh Today)

Kota berjuluk “Serambi Mekah” yakni Nangroe Aceh Darussalam (NAD) memiliki tradisi menyambut Bulan Ramadan yang dikenal dengan “Meugang” atau “Makmeugang”.


Tradisi ini digelar oleh masyarat setempat dengan menyembelih kambing atau kerbau/sapi sebelum memasuki bulan puasa.


Konon tradisi Meugang sudah ada sejak tahun 1400 Masehi tepatnya di zaman raja-raja Aceh.


Tradisi makan daging sapi atau kambing ini biasa dilakukan oleh seluruh masyarat. Jika ada warga yang tidak mampu membeli daging untuk dimakan, semua warga akan bergotong-royong membantu.


3. Mandi Pangir (Medan)


Tradisi Mandi Pangir (foto: MerahPutih)

Tradisi Mandi Pangir atau atau Marpangir di Asahan, Medan, Sumatera Utara merupakan tradisi mandi pandan. Tradisi ini dilakukan sehari sebelum masuk bulan suci Ramadhan.


Mandi pangir sudah menjadi kebiasaan masyarakat Asahan setiap menjelang Ramadhan, dimana pangir yang berisikan daun jeruk, pandan, serei dan beberapa daun lainnya dijual Rp 2.500 hingga Rp 3.500 per bungkus.


4. Balimau (Padang dan Bangka Belitung)


Tradisi Mandi Balimau (foto: Tempo.co)

Tradisi Balimau merupakan tradisi masyarakat Minang untuk menyambut Ramdan. Tradisi ini dilakukan dengan membersihkan diri dengan cara berendam atau mandi bersama-sama di sungai atau tempat pemandian menggunakan limau untuk rambut.


Tradisi ini dilakukan dari mulai matahari terbit hingga terbenam beberapa hari sebelum bulan Ramadhan. Mirip dengan tradisi Padusan, makna Balimau berarti melakukan pembersihan diri secara lahir dan batin, agar seseorang siap menjalankan ibadah puasa.


Tradisi ini selain dilakukan oleh masyarakat Padang, Sumatera Barat ternyata juga dilaksanakan di Bangka Belitung.


5. Malamang (Sumatera Barat)


Tradisi Malamang (foto: Posmetro Padang)

Di Sumatera Barat ada tradisi “Malamang” untuk menyambut bulan Ramadan. Prosesi tradisi ini, masyarakat berkumpul dan bergotong royong membuat nasi lemang pada ruas-ruas bambu yang telah dipotong-potong.


Tradisi ini dilakukan dua hari menjelang Ramadhan. Dan hasil lemang yang dimasak tadi akan dijadikan hantaran ke rumah mertua sebagai permohonan maaf. Tradisi ini juga dilakukan untuk menyambut hari-hari besar Islam lainnya.


6. Jalur Pacu (Riau)


Tradisi Jalur Pacu (foto: Pemerintah Provinsi Riau)

Tradisi Jalur Pacu merupakan tradisi menyambut Ramadan bagi masyarakat Kuantan Singingi, Riau. Tradisi ini mirip dengan lomba dayung karena prosesinya digelar di sungai-sungai di Riau menggunakan perahu tradisional.


Seluruh masyarakat setempat menjalankan tradisi yang hanya digelar setahun sekali ini. Sebagai penutup prosesi Jalur Pacu ada acara “Balimau Kasai” atau bersuci menjelang matahari terbenam hingga malam.


7. Belangiran (Lampung)


Tradisi Belangiran (foto: Lampung Traveller)

Bagi masyarakat Lampung untuk menyambut bulan suci ramadan digelar tradisi Belangiran. Tradisi ini diartikan sebagai upaya penyucian diri sebelum masuk bulan puasa.


Biasanya ada sepuluh pasangan muda-mudi membawa seperangkat alat ritual berisi kembang tujuh rupa, daun pandan, setanggi, dan air suci dari kaki Gunung Betung dan Merang, serta tangkai padi yang mengering.


Kemudian membasuh muka dengan mencampur abu merang dan saling siram di sebuah sungai.


Biasanya air ini diambil dua hari sebelum prosesi belangiran dilaksanakan. Air yang sudah diambil ini dipisahkan satu sama lain dan juga disesuaikan dengan beberapa kepala keluarga yang akan mengikuti prosesi belangiran.


Prosesi tersebut merupakan simbol menyucikan hati sehingga dapat menjalankan puasa dengan lancar, khusyuk, tanpa aral dan rintangan.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30