Ditengah pandemi virus corona harga minyak mentah anjlok di pasaran dunia secara drastis selama beberapa minggu terakhir, terutama akibat pandemi virus corona yang membuat banyak negara harus menerapkan lockdown dan pembatasan kegiatan di luar rumah.
Bahkan tak hanya itu saja pasalnya perpecahan antara negara-negara penghasil minyak yang tergabung dalam OPEC dan negara penghasil minyak lainnya, menambah ketidakpastian dan kepanikan di pasar saham.
Namun di ketahui bahwa pada awal minggu ini, semua faktor-faktor itu saling mempengaruhi dan mendorong harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) anjlok ke wilayah minus 30-40 dolar AS per barel, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Apa yang sebenarnya terjadi dan apa saja dampaknya bagi bisnis minyak dan perekonomian global?
Bagaimana harga minyak ditetapkan?
Harga minyak mentah di pasaran dunia didasarkan pada penawaran dan permintaan. Karena wabah corona menghentikan sebagian besar kegiatan ekonomi dan kegiatan warga, permintaan minyak turun drastis, dan dengan demikian juga harganya di pasar saham.
Bahkan ini adalah jenis kontrak yang memungkinkan pembeli dan penjual menetapkan tanggal tertentu di kemudian hari, saat mana minyak yang dibeli harus dikirimkan oleh penjual kepada pembelinya, dengan harga yang ditetapkan saat transaksi dibuat.
Mengapa transaksi berjangka membuat kekacauan di pasaran?
Tak hanya itu saja bahkan Futures di pasar minyak mentah untuk bulan Mei jatuh tempo pada hari Selasa 21 April 2020. Artinya, setelah tanggal itu transaksi ini tidak bisa diperdagangkan lagi. Ini juga berarti, pihak penjual harus mengirimkan minyak kepada pembelinya.
Apakah spekulasi menyebabkan kekacauan itu?
Ya dan tidak - futures bisa menarik bagi spekulan karena mereka pada dasarnya bertaruh pada harga minyak di masa depan. Para spekulan bisa menang dan untung besar, atau juga sebaliknya, kalah dan merugi.
Mengapa hanya minyak mentah WTI yang harganya anjlok sampai minus?
Tidak seperti jenis-jenis lain, jenis minyak mentah WTI terutama disimpan di satu tempat penyimpanan, yaitu di Oklahoma, Amerika Serikat. Inilah fasilitas penyimpanan minyak terbesar di dunia. Semua jaringan pipa WTI mengarah ke tangki-tangki raksasa di kota Cushing.
Tetapi kapasitas penyimpanannya sekarang sudah hampir penuh. Karena itu, harga penyimpanan untuk satu barel minyak di sana terus meningkat. Itulah yang membuat para pemilik transaksi berjangka WTI berebut menjual surat transaksinya.
Mengapa produsen minyak tidak menghentikan saja produksi?
Bahkan tak hanya iti saja karakteristik produksi minyak pada umumnya mengandalkan sumur-sumur bor, yang terus mengalirkan minyak sampai sumbernya kering. Secara teknis, sulit untuk menghentikan produksi sumur minyak, terutama karena menyangkut hidraulik yang digunakan.
Jika aktivitas penambangan dihentikan, kemungkinan tekanan akan menjadi terlalu rendah sehingga minyak nantinya tidak bisa keluar lagi.
Apakah harga bensin juga bisa turun sampai nol?
Harga minyak mentah yang jatuh sampai minus, tidak lantas akan membuat harga harian bensin juga turun mendekati nol. Sebab harga bensin di pompa bensin terdiri atas beberapa komponen, termasuk pajak dan bea. Tetapi harga bensin pun akan turun banyak, kecuali kalau harganya diregulasi. Di Jerman misalnya, harga satu liter bensin pada awal tahun ini sekitar 1,40 euro, sekarang turun hampir 30 persen menjadi sekitar 1,10 euro.
Tak hanya itu saja bahkan konsumen pribadi saat ini juga tidak bisa memetik banyak keuntungan dari penurunan harga itu, karena banyaknya kebijakan lockdown dan pembatasan kegiatan. Jadi kebutuhan bensin bagi pengguna kendaraan pribadi turun drastis.