Di balik indahnya bebatuan granit di Kepulauan Bangka Belitung, tersimpan fakta unik yang menarik untuk diulas. Awal munculnya batu-batu granit di permukaan seolah terpisah-pisah. Padahal, bongkahan batu granit raksasa ini hanya bagian atas dari tubuh granit yang sangat besar di bawah permukaan bumi.
Umur bebatuan granit di Pulau Belitung diperkirakan mencapai 65-200 juta tahun. Bebatuan granit yang ada di sepanjang pantai Pulau Belitung memang menjadi salah satu daya tarik pulau yang masih bagian dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini.
Selain pasir putih dan airnya yang jernih, bebatuan granit dengan berbagai ukuran memberikan pemandangan yang unik dan eksotis. Kemunculan batu-batu granit dalam bentuk bongkahan raksasa memang menarik perhatian wisatawan.
"Batu-batu granit ini menjadi salah satu daya tarik Kepulauan Bangka Belitung. Perpaduan antara pasir putih, air jernih, dan bebatuan granit berbagai ukuran memberikan pemandangan unik dan berbeda dengan pantai kebanyakan. Kamu sudah pernah berlibur ke Bangka Belitung? Kalau sudah, destinasi mana yang bikin liburanmu jadi tak terlupakan," tulis Instagram @pesonaid_travel, Jumat (26/7/2019).
(foto: screenshoot instagram)
Secara geologis, batu-batu granit raksasa tersebut bagian dari tubuh batuan beku yang menjadi batuan dasar di Indonesia bagian barat. Batuan ini biasa disebut sebagai batolit.
Batuan ini merupakan hasil pembekuan magma yang bersifat asam, dengan kandungan silika lebih dari 65 persen. Dari peta geologi, granit tertua berumur Trias (Triassic) yang tersebar di Belitung bagian barat laut, termasuk di Pantai Tanjung Tinggi, Pulau Kepayang, dan Pulau Lengkuas.
Munculnya bongkah-bongkah granit ke permukaan diawali pembekuan granit di bawah permukaan bumi pada kedalaman puluhan kilometer. Batuan ini mengalami proses tektonik berupa pengangkatan, beberapa mengalami pematahan, dan peretakan.
Akibat dari proses tektonik tersebut, batu granit yang berasal jauh di bawah muncul ke permukaan bumi. Selama proses pengangkatan tersebut, tubuh granit mengalami retak-retak atau deformasi. Ketika tubuh granit yang retak-retak ini muncul di permukaan bumi, proses pelapukan dan erosi atau abrasi mengikisnya selama ribuan tahun.
Jurang-jurang bawah laut terdiri dari lereng-lereng terjal. Lereng batu granit itu menyambung antara satu pulau dengan pulau lainnya.
Sebaran batu granit tidak hanya dijumpai di Bangka Belitung, ada juga di Kepulauan Riau hingga Semenanjung Malaysia, serta di Kepulauan Natuna. Selain di tempat-tempat tersebut, batuan dasar yang berada di bawah Selat Karimata hingga Laut Cina Selatan, termasuk di sebagian Kalimantan bagian barat.
Untuk mencapai Pulau Belitung ada dua akses, yaitu pesawat dan kapal laut. Jika ingin menghemat waktu, lebih baik naik pesawat karena naik kapal laut butuh waktu lama. Dengan pesawat, Anda hanya butuh satu jam perjalanan dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta ke Bandara Hanadjoedin di Kota Tanjung Pandan, Belitung.
Penarasan kan bagaimana bentuk batu-batu granit tersebut? Usai pandemi, Bangka Belitung cocok nih menjadi tempat wisata yang akan dikunjungi bersama keluarga.