Tak banyak yang tahu keberadaan masjid tertua di Kota Medan. Kalau biasanya orang lebih mengenal Masjid Raya Al-Mashun yang salah satu ikon Kota Medan, ternyata bukan masjid ini yang tertua.
Masjid tertua di Medan adalah Masjid Al-Osmani. Masjid yang terletak di Jalan Yos Sudarso Km 17,5 ini dibangun jauh lebih dulu dari Masjid Raya Al-Mashun.
Masjid cantik yang terkenal dengan nama Masjid Labuhan ini akan langsung dilihat pengguna jalan yang melintas pasti akan menoleh sebab warna kuningnya begitu mencolok, khas Melayu. Usia yang sudah menginjak 166 tahun tak memudarkan keelokan masjid di kawasan Medan Utara ini.
Masjid Al-Osmani dibangun pada 1854 oleh Raja Deli ketujuh, yakni Sultan Osman Perkasa Alam dengan menggunakan bahan kayu pilihan. Sesuai namanya pembangunnya, mesjid ini pun diberi nama yang sama.
Pada 1870 hingga 1872 masjid yang terbuat dari bahan kayu itu dibangunkembali menjadi permanen oleh anak Sultan Osman, yakni Sultan Mahmud Perkasa Alam yang juga menjadi Raja Deli kedelapan.
Masjid Raya Al-Osmani memiliki perpaduan bangunan Timur Tengah, India, Spanyol, Melayu dan China yang memperkaya keautentikannya dibandikan mesjid lainnya.
Perpaduan bangunan Timur Tengah itu bisa dilihat dari corak kubah dalam mesjid dan bangunan China pada bentuk dan susunan tiang seperti kuil. Semuanya masih sama seperti awal dibangun, tidak ada perombakan signifikan. Hanya pengecatan dan bangunan begitu terlihat megah dan mempesona.
Denah bangunan utama yang berbentuk segi empat, dengan atap kubah tunggal bersegi delapan yang indah dan megah terbuat dari tembaga membuat mata takjub, bangunan masih kokoh dan indah di usianya yang lebih seabad.
Kubah bertumpu pada dinding tumpu yang bersegi delapan pada bagian atasnya, sesuai dengan bentuk kubah, dan bersegi empat pada bagian bawahnya.
Ukiran-ukiran atau ornamen di pintu maupun sudut bangunan juga terlihat semakin memperkuat kesan bangunan bersejarah Melayu masih kental tidak diubah sedikitpun.
Di masjid ini juga terdapat lima makam raja deli yang dikuburkan yakni Tuanku Panglima Pasutan (Raja Deli IV), Tuanku Panglima Gandar Wahid (Raja Deli V), Sulthan Amaluddin Perkasa Alam (Raja Deli VI), Sultan Osman Perkasa Alam, dan Sulthan Mahmud Perkasa Alam.
Masjid ini terletak sekitar 20 kilometer sebelah utara Kota Medan.
Hingga kini, selain digunakan sebagai tempat beribadah, masjid itu juga dipakai sebagai tempat peringatan dan perayaan hari besar keagamaan dan tempat pemberangkatan menuju pemondokan jamaah haji yang berasal dari Medan utara.
Ada juga bedug tua yang usianya dikisar puluhan tahun dan masih digunakan untuk menandakan segera adzan menjelang waktu shalat.
Khususnya di bulan Ramadhan, suara bedug ini juga dikeraskan untuk memberikan pengumuman saat berbuka untuk kalangan Belawan dan sekitarnya.