Seperti diketahui bahwa hingga saat ini, berbagai lembaga tengah berjuang dan berpacu dengan waktu untuk memproduksi vaksin corona dengan segera, mengingat kian hari korban yang ditimbulkan semakin melonjak.
Sebelum dijual dan diproduksi oleh manusia, ada banyak tahap yang harus dilewati. Salah satunya adalah dengan pengujian yang melibatkan hewan terlebih dulu. Dengan skematis yang begitu rumit, kapan vaksin corona akan tersedia?
Tentunya setiap individu mempunyai pertanyaan seperti itu!
Salah satu perusahaan yang tengah berjuang untuk menciptakan vaksin virus corona yaitu perusahaan Johnson & Johnson yang merupakan salah satu perusahaan pengembang vaksin corona seperti dilansir dari Al-Jazeera.
Perusahaan tersebut kini sedang melakukan uji coba vaksin untuk melawan virus corona baru, yang akan memulai uji coba pertama pada manusia September mendatang. Vaksin ini diperkirakan siap untuk digunakan dalam kondisi gawat darurat pada awal 2021 mendatang.
Vaksin yang dikembangkan oleh Johnson & Johnson dan Barda kini belum memiliki nama yang diumumkan. Namun, vaksin ini dikembangkan dengan sistem AdVac dan PER.C6 yang mereka miliki.
Kemudian vaksin mRNA-1273 dikembangkan oleh perusahaan biotek moderna. mRNA-1273 menjadikan sindrom SARS dan MERS yang pernah terjadi sebelumnya menjadi penelitian, karena memiliki kemiripan dengan Covid-19.
Hasil vaksin yang dibiayai Institut Nasional Penyakit Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) ini telah diujicobakan pada 45 sampel yang merupakan orang sehat dengan rentang usia 18-55 tahun.
Selain itu, Plant-based Covid-19 vaccine dari perusahaan Medicago. Perusahaan yang biasa mengembangkan vaksin untuk influenza ini, saat ini dikabarkan tengah mengembangkan produk vaksin untuk Covid-19.
Vaksin yang mereka kembangkan saat ini sudah berada di uji pra-klinis dan diharapkan akan mulai diuji pada Juli atau Agustus mendatang.
Namun, dari beberapa vaksin yang sudah dijelaskan, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) justru memilih Malaysia sebagai salah satu negara untuk menjalankan uji coba efektivitas obat Remdesevir dalam mengobati pasien virus corona (Covid-19).
"Kementerian Kesehatan Malaysia akan mencoba merawat pasien Covid-19 dengan obat baru itu dan akan memantau semua efek samping dan efektivitasnya," tulis Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah.
Menurut Noor, studi tersebut telah dirancang sesederhana mungkin dan dapat mencakup ribuan pasien di puluhan negara, sehingga rumah sakit yang melayani banyak pasien Covid-19 dapat berpartisipasi.
Selanjutnya, Noor menjelaskan bahwa WHO akan fokus pada empat terapi obat, yakni senyawa antivirus eksperimental yang disebut remdesivir, obat malaria chloroquine dan hydroxychloroquine serta kombinasi dua obat HIV, yakni lopinavir dan ritonavir.
Meski begitu, hingga kini belum ada yang bisa memastikan kapan vaksin akan diperoleh dan didistribusikan ke masyarakat luas.
Ketika masyarakat memperbincangkan vaksin corona. Kabar baik juga datang dari Presiden Joko Widodo, pasalnya Jokowi mempunyai cara sendiri untuk menangkal virus corona atau Covid-19.
Jokowi mengatakan bahwa sebelum wabah corona terindikasi di Indonesia, dirinya sudah lebih dulu minum jamu. Namun, setelah Covid-19 ini positif di Indonesia, pria asal Solo ini pun lebih sering mengonsumsi minuman yang berasal dari rempah-rempah Indonesia itu.
Dalam pernyataannya Jokowi mengaku setiap hari meminum jamu empon-empon yang terdiri dari temulawak, jahe, serai, dan kunyit.Biasanya hanya sekali sehari, namun kini ia mengonsumsinya tiga kali sehari.
Tak jauh berbeda dengan Jokowi, guru besar sekaligus raja dari Kerajaan Kandang Wesi Garut, Nurseno SP Utomo mengatakan bahwa dia kini mengklaim punya obat dan bisa menyembuhkan orang yang terjangkit virus Corona. Obat tersebut diberi nama Immune SKM-RJK.
"Saya klaim minimal dua hari sudah bisa sembuh. Obat ini saya racik sendiri. Rasanya seperti kacang. Tidak pahit," kata GB saat ditemui wartawan di salah satu kafe di Garut, Kamis, 9 April 2020.
Bahkan GB menyebut obat tersebut terbuat dari tumbuhan herbal. Dan sebagian bahannya didatangkan dari luar negeri.
Sebagai informasi bahwa GB mengatakan obat tersebut dapat menyembuhkan pasien yang positif Corona dalam dua hari. Dia mengaku sudah menguji obat tersebut di labolatorium. Jika diperkenankan, GB ingin memberikannya kepada para pasien positif Corona.
"Sudah diujicobakan ke mahasiswa dari Wuhan. Dia sesak dan ada gejala Corona. Makanya saya kasih obat ini. Sekarang kondisinya juga sudah sembuh," kata GB.
Sayangnya, ramuan obat yang dibuat oleh Presiden Joko Widodo dan GB belum teruji secara klinis.
Oleh karena itu, saat ini beberapa perusahaan dunia tengah menguji coba vaksin untuk Covid-19, seperti perusahaan J&J, Biotek Moderna dan WHO juga tengah fokus untuk menguji coba 4 obat untuk Covid-19 yakni, remdesivir, obat malaria chloroquine dan hydroxychloroquine serta kombinasi dua obat HIV, yakni lopinavir dan ritonavir.
Lantas kenapa hingga saat ini belum didistribusikan untuk masyarakat? Hal itu karena setiap perusahaan yang mengembangkan Vaksin Covid-19 akan diuji terlebih dahulu ke hewan sebelum kepada manusia. Setelah ditelusuri dari berbagai hasil penelitian, untuk mengembangkan valsin butuh waktu 1-12 bulan untuk mendapat hasil yang efektif dan baik digunkan untuk manusia.