Para ilmuwan di Stanford Medicine tengah membuat tes yang dapat mendeteksi antibodi yang diciptakan sistem kekebalan tubuh untuk menyerang virus corona, SARS-CoV-2. Dilansir dari Newsweek, Rabu 14 April 2020, dibutuhkan waktu dua hingga tiga hari untuk mendapatkan hasil dari tes ini.
Tim peneliti menggunakan sampel darah dari pasien Covid-19 dan plasma darah yang diambil dua tahun lalu, karena plasma darah ini tidak mengandung SARS-CoV-2 sebagai kontrol untuk memverifikasi tes.
Dr. Thomas Montine, profesor dan ketua patologi di School of Medicine menjelaskan upaya mencari antibodi dalam plasma darah akan memberikan pandangan yang lebih komperhensif.
"Yakni tentang apa yang terjadi pada seseorang yang terinfeksi atau telah terinfeksi virus (corona)," kata Dr. Montine.
Dr. Montine mengakui tes itu bukan alat yang sempurna, tetapi itu salah satu cara yang mungkin dapat digunakan untuk membantu merancang protokol dalam mengatasi pandemi ini. Pendekatan ini juga diklaim dapat membantu menyelidiki pengobatan Covid-19 yang potensial yang dikenal sebagai terapi plasma konvalesen. Terapi ini menggunakan antibodi yang diambil untuk dari seseorang yang selamat dari penyakit.
"Pendekatan itu bisa sangat penting dalam periode ini, ketika kita tidak memiliki vaksin atau terapi definitif lainnya," kata Dr. Montine.
Saat ini, tes antibodi ini tengah dikembangkan dis eluruh dunia, tetapi kualitasnya akan beragam.
"Kami pikir ini adalah kebutuhan medis yang mendesak," jelasnya.