Presiden Joko Widodo (Jokowi) memantau kepulangan WNI dari luar negeri untuk mencegah virus corona COVID-19. Bagi pra WNI yang tidak memiliki gejala virus corona, maka Jokowi mengharuskan untuk isolasi mandiri.
Sebelum itu, kata Jokowi, WNI yang kembali ke Indonesia akan menjalani pemeriksaan kesehatan di bandara, pelabuhan, atau pos lintas batas negara (PLBN). Bagi mereka yang memiliki gejala, maka harus diisolasi di RS yang disiapkan pemerintah.
"Kemudian mungkin bagi yang tidak ada gejala bisa dipulangkan ke daerah masing-masing tetapi statusnya adalah ODP, jadi setelah sampai di daerah betul-betul kita harus menjalankan protokol isolasi secara mandiri dengan penuh disiplin," ujar Jokowi dalam rapat terbatas mengenai penanganan arus masuk WNI dan pembatasan perlintasan WNA yang disiarkan di saluran YouTube Sekretariat Presiden, Selasa 3 Maret 2020.
"Sedangkan bagi yang memiliki gejala harus dilakukan proses isolasi di RS yang kita siapkan, misalnya di Pulau Galang," ujar Jokowi.
Jokowi meminta arus kembalinya WNI dari beberapa negara harus diawasi. Terutama, katanya, WNI yang pulang dari Malaysia.
"Pertama arus kembalinya WNI dari beberapa negara, ini terutama yang dari Malaysia, ini betul-betul perlu kita cermati karena ini menyangkut bisa ratusan ribu, bisa jutaan WNI yang akan pulang," jelas Jokowi.
Berikut ini pernyataan lengkap Jokowi:
Sebagaimana kita ketahui bahwa sekarang lebih dari 202 negara dan teritori di seluruh dunia menghadapi tantangan COVID-19 seperti juga Indonesia
Satu minggu terakhir kita bahkan melihat bahwa episentrum dari COVID-19 ini sudah beralih dari sebelumnya di Tiongkok, saat ini berada di Amerika Serikat dan Eropa
Di beberapa negara yang telah mampu mendatarkan kurva penyebaran COVID-19 menghadapi juga tantangan baru dengan yang dinamakan gelombang baru COVID-19. RRT, Korea Selatan, dan Singapura saat ini banyak menghadapi imported cases, kasus-kasus yang dibawa dari luar negeri
Oleh sebab itu prioritas kita saat ini bukan hanya mengendalikan arus mobilitas orang antar-wilayah di dalam negeri, arus mudik yang kemarin sudah kita bicarakan, tapi juga harus bisa mengendalikan mobilitas antar-negara yang berisiko membawa imported cases
Pertama, arus kembalinya WNI dari beberapa negara ini terutama yang dari Malaysia, ini betul-betul perlu kita cermati karena ini menyangkut bisa ratusan ribu bisa jutaan WNI yang akan pulang
Saya menerima laporan dalam beberapa hari ini, setiap hari ada kurang lebih 3 ribu pekerja migran yang kembali dari Malaysia. Selain pekerja migran di Malaysia kita juga harus mengantisipasi kepulangan dari para kru kapal, pekerja ABK yang ada di kapal, perkiraan kita ada kurang lebih 10 ribu sampai 11 ribu ABK. Ini juga perlu disiapkan dan direncanakan tahapan-tahapan untuk men-screening mereka
Yang kedua, pergeseran episentrum COVID-19 ke Amerika Serikat dan Eropa maka kita juga harus memperkuat kebijakan yang mengatur perlintasan lalu lintas warga negara asing ke wilayah Indonesia. Dan terkait kembalinya WNI dari luar negeri, prinsip utama yang kita pegang adalah bagaimana kita melindungi kesehatan para WNI yang kembali dan melindungi kesehatan masyarakat yang berada di Tanah Air
Karena itu sekali lagi saya ingin menekankan yang pertama protokol kesehatan harus terus ketat dilakukan, baik di airport, di pelabuhan, di pos lintas batas
Kemudian mungkin bagi yang tidak ada gejala bisa dipulangkan ke daerah masing-masing tetapi statusnya adalah ODP, jadi setelah sampai di daerah betul-betul kita harus menjalankan protokol isolasi secara mandiri dengan penuh disiplin
Kemudian yang lain juga yang berkaitan dengan program bantuan sosial yang perlu kita berikan
Sedangkan untuk yang memiliki gejala harus dilakukan proses isolasi di rumah sakit yang telah kita siapkan misalnya di Pulau Galang
Yang kedua mengenai perlintasan warga negara asing, saya minta kebijakan yang mengatur perlintasan WNA di Indonesia ini dievaluasi secara reguler, secara berkala untuk mengantisipasi pergerakan COVID-19 dari berbagai negara yang ada di dunia
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan sebagai pengantar.