Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengajak agar solidaritas terhadap nasib Muslim di India mengedepankan diplomasi daripada anarki. Dia juga meminta umat Islam Indonesia tidak terprovokasi melakukan tindakan anarki dalam beragam bentuknya.
"Kedepankan diplomasi dan jangan anarki," kata Fachrul seperti dikutip dari Antara, Minggu 8 Maret 2020.
Muslim di Indonesia sendiri beberapa hari lalu telah menyuarakan kepeduliannya terhadap nasib umat Islam di India. Aspirasi itu telah disampaikan dalam banyak cara, mulai dari doa bersama, kecaman hingga unjuk rasa.
"Ingat, anarkisme bukanlah nilai-nilai Indonesia dan juga bukan nilai-nilai Islam. Demikian juga aksi sepihak dalam bentuk sweeping. Masyarakat Indonesia dikenal dunia sebagai umat yang toleran, rukun dan cinta damai. Mari kedepankan jalur hukum dan komunikasi diplomatik agar ini bisa diselesaikan dengan baik," kata Fachrul.
Aspirasi yang disuarakan Muslim Indonesia, ujar Fachrul, terus dikomunikasikan pemerintah melalui jalur diplomasi.
"Saya sangat mengapresiasi atas rasa keprihatinan dan kepedulian yang telah ditunjukkan. Kekerasan oknum, apalagi dengan mengatasnamakan agama tidak bisa dibenarkan, kapanpun dan di manapun," ucapnya.
Sebelumnya, massa Persaudaraan Alumni (PA) 212, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF), hingga Front Pembela Islam (FPI) gagal bertemu pihak Kedubes India dan dijanjikan akan ditemui pada pekan depan. Ketua PA 212 Slamet Maarif mengancam akan melakukan sweeping terhadap warga India di Indonesia apabila janji tersebut tidak ditepati.