Seorang bayi dibuang orangtuanya di Kota Siborong-boron, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumut Jumat 6 Maret 2020. Kasubag Humas Polres Tapanuli Utara, Aiptu Walpon Baringbing mengatakan saat ini bayi tersebut masih dirawat di Puskesmas Paniaran.
"Sekarang sedang dirawat di Puskesmas Paniaran, Kabupaten Tapanuli Utara, Jumat 6 Maret 2020. Serta kita sudah berkordinasi dengan Dinas Sosial Pemkab Taput, untuk perawatan bayi tersebut ke depan," ujar Walpon Baringbing.
Identitas orangtua pembuang bayi tersebut kini sedang dilacak polisi. Adapun bayi yang dibuang ini berjenis kelamin laki-laki diperkirakan usia 3 bulan dan diletakkan di samping rumah Marsaulina Nababan (52) warga Sitio tio, Simpang Hutabagasan, Desa Paniaran, Kecamatan Siborongborong, Taput, Sumut pada hari Kamis 5 Maret 2020 Pukul 20.15 WIB.
"Bayi berjenis kelamin laki-laki tersebut diletakkan di samping rumah sebelah kanan MN," ujar Walpon Baringbing.
Pemilik rumah Marsaulina Nababan mengatakan pertama sekali mengetahui keberadaan bayi tersebut ketika hendak membuang sampah ke belakang rumahnya.
Bayi tersebut bergerak-gerak sambil menangis dalam keadaan dibungkus pakai kain gendongan dengan rapi. MN pun menjerit dan memberitahukan ke tetangganya. Setelah warga berdatangan, lalu MN melaporkan temuannya ke Polsek Siborongborong ditemani warga lainnya.
"Tidak berapa lama, anggota Sat Reskrim Polsek Siborongborong yang pimpin Iptu H Hutagalung tiba datang," ujar MN.
Lanjut Walpon, di TKP polisi menenemukan bayi tersebut dengan keadaan sehat dan berjenis kelamin laki-laki. Untuk menyelamatkan bayi polisi pun membawa ke Puskesmas Paniaran untuk perawatan. Di TKP polisi juga menemukan surat yang ditulis di selember kertas surat agar bayi itu dirawat oleh orang yang menemukan.
"Bapak/ibu yang menemukan bayi ini, saya minta tolong, tolong rawat bayi saya.
Saya tidak bisa mengasuhnya, karena saya hidup sebatang kara. Saya hanyalah seorang korban perkosaan orang jahat yang tak mau bertanggung jawab atas perlakuannya dan juga saya tidak kenal sama dia.
Saya tidak mampu mengasuh bayi ini, karena saya tidak kerja apa-apa. Selain meminta-minta, saya juga engga punya tempat tinggal.
Saya mau masukkan bayi ini ke panti asuhan tapi tidak di terima karena saya tidak punya data diri. Saya tidak punya KTP, tak punya kartu keluarga juga.
Sekali lagi tolong asuh anak saya ini karena saya benar-banar tidak mampu. Saya sayang sama bayi ini saya tidak mau membuat dia hidup menderita dengan saya. Sekarang dia lagi sakit, lihat kepalanya. Bayi ini lahir tanggal 27 Desember 2019, Namanya Maildan Azka, agamanya Islam," ujar Aiptu Walpon Baringibing membacakan isi surat yang diletakkan bersama bayi tersebut.
"Dari isi tulisan ini yang disampaikan orang tuanya, ada dugaan memang orang tuanya tidak sanggup untuk mengurus anak nya, karena mungkin faktor kesulitan ekonomi," Kata Walpon.