Nadiem Anwar Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bercerita tentang momen yang paling membekas dalam ingatannya ketika diminta Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk menjadi menteri. Saat dipilih menjadi menteri ia mengaku sangat bingung.
“Kenapa saya, gitu? Saya bilang, Bapak yakin mau milih saya?" kata Nadiem saat ditemui Tempo di kantornya, Jakarta, Jumat, 28 Februari 2020.
Kepada Jokowi, Nadiem berterus terang bahwa ia bukan tipe orang yang mau mengubah pelan-pelan.
"Saya tipe yang mendobrak. Bapak yakin mau pilih saya?" kata dia meyakinkan mantan Wali Kota Solo itu.
Kata Nadiem, Jokowi menjawab bahwa ia memang membutuhkan menteri yang bisa mendobrak. Seumur hidupnya, itulah momen yang akan paling diingat oleh Nadiem. Sebab, Jokowi mau mengambil risiko dengan memilih dirinya sebagai menteri.
"Mengangkat saya itu berisiko.” Namun Jokowi tetap memilihnya meski Nadiem sudah menyampaikan macam-macam alasan.
“Butuh keberanian Pak Presiden memilih saya yang sangat out of the box. Tapi ya itu, jadi pesannya adalah 'Go!' Ha ha ha." Oktober 2019, beberapa hari setelah penunjukkan menteri Kabinet Kerja, Jokowi pernah mengungkapkan alasannya menempatkan pendiri Gojek, Nadiem Makarim, sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Jokowi yakin sosok Nadiem yang paham soal teknologi mampu membuat terobosan dalam mengelola manajemen sekolah, pelajar, dan guru.
"Beliau sudah bercerita kepada saya apa yang akan dikerjakan.” Kepada Nadiem, Presiden mengharapkan lompatan kualitas SDM. “Ada peluang besar ada terobosan untuk melakukan itu," kata Jokowi dalam dialog bersama awak media di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 24 Oktober 2019.
Jokowi merinci bidang garap Nadiem. Yakni sekolah mulai SD, SMP, SMA tersebar di 17 ribu pulau di Indonesia. Jumlah pelajar seIndonesia sekitar 50-an juta, dan 300 ribuan sekolah.
“Mengelola sekolah, pelajar, dan manajemen guru yang jumlahnya banyak dituntut oleh sebuah standar yang sama.”
Di sisi lain, kata Jokowi, Indonesia juga diberi peluang untuk mengelola itu melalui teknologi dengan aplikasi sistem untuk mempermudah pengelolaan.
"Dan bisa membuat lompatan, loncatan sehingga hal-hal yang dulu dirasa tak mungkin, sekarang menjadi mungkin. Oleh sebab itu kenapa dipilih Mas Nadiem Makarim."
Jokowi menilai Nadiem berpengalaman dalam mengelola sebuah data di era saat ini yang sulit dikalkulasi dan penuh risiko. Nadiem juga dianggap berani keluar dari kotak atau out of the box, berani tidak rutinitas dan monoton.
"Sehingga akan memunculkan lompatan-lompatan besar yang itu saya melihat pengalaman dari yang muda-muda."