Wakil Presiden Iran Masoumeh Ebtekar,
dinyatakan positif virus corona COVID-19, setelah sebelumnya virus tersebut
menginfeksi Wakil Menteri Kesehatan Iran. Iran kini menjadi pusat perhatian
penyebaran virus tersebut dikarenakan 26 warganya meninggal karena virus itu.
Melonjaknya angka tersebut
menjadikan Iran sebagai negara dengan kematian tertinggi di luar China. Virus tersebut kini justru menyerang jajaran
kabinet Iran.
Sebelumnya Iran melaporkan Wakil
Menteri Kesehatannya, Iraj Hairichi juga terinfeksi virus korona. Iraj memposting
video online yang mengatakan bahwa dia terinfeksi dan telah mengkarantina
dirinya di rumahnya. Iraj pun mengklaim jika pihak berwenang pasti bisa
mengendalikan virus tersebut.
Kepala Komite Keamanan Nasional
dan Urusan Luar Negeri Parlemen Iran Mojtaba Zolnour, juga muncul dalam video
yang diposting oleh kantor berita Fars. Ia terkena virus itu dan sedang
melakukan karantina sendiri. Tujuh kematian baru dilaporkan di Iran dalam 24
jam karena penyebaran Coronavirus makin meningkat.
Juru Bicara Kementerian, Kianoush
Jahanpour melaporkan bahwa ada 106 lebih kasus baru, yang saat ini totalnya
menjadi 245 kasus.
Iran resmi menutup sementara sekolah-sekolah,
bahkan ibadah salat Jumat Jamaah ditiadakan terutama di daerah yang terkena
dampak, penutupan sekolah akan diperpanjang selama tiga hari, dan untuk
universitas selama sepekan.
Keprihatinan terhadap Iran ditunjukkan
para ahli kesehatan internasional terkait penanganan wabah di Iran namun Iran
bersikeras mengatakan bahwa situasinya telah membaik.
Uni Emirat Arab telah melarang
semua penerbangan ke dan dari Iran selama wabah tersebut. UEA, rumah bagi
maskapai penerbangan jarak jauh Emirates dan Etihad, tetap menjadi rute transit
internasional utama bagi 80 juta orang Iran. Selama seminggu larangan
penerbangan akan diberlakukan.