Otoritas Amerika Serikat (AS) memberikan kritikan terhadap proses karantina yang dilakukan oleh Pemerintah Jepang terkait penyebaran virus corona, yang dilakukan di sebuah kapal pesiar bernama Diamond Princess.
AS menilai upaya karantina di dalam kapal pesiar tidak cukup efektif.
Seperti dilansir CNN, Rabu 19 Februari 2020, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyampaikan kritikan ini dalam sebuah pernyataan terbaru yang dirilis usai otoritas AS mengevakuasi lebih dari 300 warganya yang terjebak di kapal pesiar tersebut.
"Kami memuji upaya-upaya luar biasa oleh pemerintah Jepang dalam melakukan langkah-langkah karantina di dalam (kapal pesiar) Diamond Princess. Sementara karantina berpotensi memberikan manfaat kesehatan masyarakat yang signifikan dalam memperlambat penularan, penilaian CDC adalah bahwa langkah itu mungkin tidak cukup untuk mencegah penularan antar individu di dalam kapal," demikian pernyataan CDC tersebut.
"CDC meyakini tingkat penularan baru di dalam kapal, khususnya di antara orang-orang tanpa gejala, mewakili risiko yang berkelanjutan," imbuh CDC dalam pernyataannya.
Diketahui bahwa selama masa karantina sejak awal Februari lalu, para penumpang di dalam kapal pesiar itu diimbau untuk tetap di dalam kabin masing-masing. Pemeriksaan dilakukan secara bertahap, sebelum akhirnya dilakukan terhadap seluruh penumpang.
Otoritas Jepang mengklaim orang-orang yang positif virus corona diturunkan dari kapal dan dibawa ke rumah sakit setempat untuk dirawat lebih lanjut. Namun operator kapal pesiar itu, Princess Cruises, dalam pernyataan pada Selasa 18 Februari 2020 waktu setempat menyebut 169 orang yang telah dinyatakan positif virus corona masih ada di dalam kapal pesiar karena masih menunggu transportasi menuju rumah sakit setempat.