Inggris Raya baru saja resmi keluar dari Uni Eropa pada Jumat pukul 23.00 waktu setempat. Artinya Inggris tak lagi membuka kerja sama termasuk urusan perdagangan via Uni Eropa. Keputusan ini merupakan hasil dari pemungutan suara yang dilakukan rakyat Inggris sejak tiga tahun yang lalu. Pihak Inggris pun yakin telah mengambil keputusan yang tepat.
Lalu bagaimana hubungan Inggris dengan Indonesia?
Menjawab pertanyaan tersebut, Duta besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mengatakan, dengan adanya Brexit akan menciptakan peluang baru bagi Indonesia untuk menjalin hubungan langsung dengan Inggris Raya.
Lebih lanjut, dia menerangkan bahwa terbukti Kedutaan Besar Inggris di Indonesia memperluas jangkauannya.
"Brexit ini bahkan akan menciptakan sebuah peluang bagi Indonesia. Hubungan kerjasama kami semakin kuat, kedutaan kami telah melakukan ekspansi besar-besaran semenjak referendum Juni 2016 kedutaan Inggris hanya memiliki 110 staf, sekarang kami sudah memiliki 152 staf, dan kami juga sudah membuka kantor di luar Jakarta. Karena kami yakin bahwa masih ada potensi-potensi di luar Jakarta, di provinsi-provinsi besar lainnya, kami harus menjajaki kerjasama dengan mereka," tuturnya di Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Jumat (31/1).
Jenkins menerangkan selama ini Indonesia dan Inggris sudah menjalin kerja sama dalam skema WTO. Dia memastikan bahwa adanya Brexit tidak mengubah persyaratan kerjasama perdagangan antar negara yang sudah terjalin selama ini.
Namun Inggris memerlukan waktu untuk mengatur ulang kebijakan hubungan kerja sama. Waktunya diberikan selama 11 bulan, itu artinya kebijakan Uni Eropa bagi Inggris masih berlaku selama 11 bulan ke depan.
"Pada November tahun lalu, Komisioner Perdagangan kami Natalie Black, itu menandatangani joint in trade review dengan Bapak Enggar dan ini kami tanda tangani untuk mengidentifikasi peluang-peluang kerjasama di masa depan post Brexit," tuturnya.
Dia menekankan, setelah keluar dari Uni Eropa, Inggris akan bergerilya untuk menjalin hubungan kerja sama perdagangan dengan negara lain. Dia berharap salah satunya adalah Indonesia.
"Saya berharap bahwa Indonesia akan mengambil keuntungan dari itu, kami ingin lebih banyak siswa Indonesia datang dan memanfaatkan universitas kelas dunia. Kami ingin memperkuat perdagangan dan investasi kami, serta kerja sama politik dan lainnya dengan Indonesia. Dan kami pikir semua potensi itu ada di sana. Dan kami berharap dapat memanfaatkannya," tegasnya.
Dari sisi ekonomi, menurut Jenkins negaranya sangat yakin bisa mendapatkan dampak yang positif. Sebab pihaknya merasa Inggris merupakan tujuan investasi nomor satu di Eropa, terutama dari sisi teknologi.
"Inggris adalah tujuan nomor 1 untuk investasi di Eropa. Tingkat investasi ke sektor teknologi kami saat ini lebih baik dari pada negara adidaya teknologi seperti AS dan China," tuturnya.
"Lebih dari 1,75 miliar orang atau 1/4 dari populasi dunia itu berbicara Bahasa Inggris. Kami memiliki 4 dari 10 universitas terbaik di dunia. Menempati peringkat salah satu tempat terbaik untuk melakukan bisnis dan ekonomi terbesar ke-6 di dunia," tambah Jenkins.