Kronologi Satu Keluarga di Surabaya Ngotot Ingin Jemput Jenazah Disebut Meninggal COVID-19

Kronologi Satu Keluarga di Surabaya Ngotot Ingin Jemput Jenazah Disebut Meninggal COVID-19

Yuli Nopiyanti
2020-08-13 23:00:00
Kronologi Satu Keluarga di Surabaya Ngotot Ingin Jemput Jenazah Disebut Meninggal COVID-19
Ilustrasi jenazah (Foto:Dok.Istockphoto/Nito100)

Kronologi sebuah video yang memperlihatkan satu keluarga di Surabaya ingin menjemput keluarganya meninggal di rumah sakit, viral di aplikasi percakapan.

Namun tak hanya itu saja pasalnya penjemputan ini berlanhsung tegang karena pihak RS Muji Rahayu berusaha melarang membawa jenazah karena berstatus probable atau PDP COVID-19.

Tak hanya itu saja pasalnya pihak Humas RS Muji Rahayu Renti Dwi Widianing juga mengatakan, bahwa sebelum datang ke rumah sakitnya, pasien atas nama Abdul Muin (66) diketahui 3 hari sebelumnya sempat dari RS Al Irsyad. Pasien sempat rapid test dan hasilnya nonreaktif.

Baca Juga: Wajib Diingat, Ini 3 Kondisi Baru yang Dicurigai Jadi Gejala dan Efek Samping Corona

Bahkan meski nonreaktif, namun pihak RS Al Irsyad menyarankan pasien untuk isolasi atau rawat inap. Tak hanya itu saja bahkan, dalam hasil rontgen ditemukan riwayat pneumonia.

"Saya dengar di RS Irsyad itu sebelumnya mau diisolasikan, tapi sepertinya keluarga menolak atau apa saya tidak tahu. Akhirnya dibawa pulang," terang Renti, Kamis 13 Agustus 2020.

Namun tak hanay itu saja paslanya setelah 3 hari atau hari Senin 10 Juni, sepulang dari RS Al Irsyad, pasien tersebut mengalami sakit lagi. Adapun keluhannya adalah sesak napas dan riwayat pneumonia kambuh. 

"Jadi setelah 3 hari itu kemudian sesak lagi kambuh dan dibawa ke RS Muji Rahayu," jelas Renti.

"Masuk sekitar pukul 17.00 WIB sekitar 10 menit saat kami melakukan treatmen itu meninggal. Dengan riwayat seperti itu kan sudah masuk PDP atau probable," imbuhnya.

Bahkan karena berstatus PDP, jenazah kemudian akan dilakukan pemulasaraan sesuai protokol COVID-19.

Tak hanya itu pasalnya karena sama-sama ngotot, polisi kemudian memediasi dan diambil keputusan jalan tengah.

Pihak rumah sakit kemudian menyerahkan jenazah. Meski begitu, pihak keluarga harus mendapat persetujuan dari RT RW setempat dan pemakaman harus dengan protokol kesehatan.

"Memang agak memaksa untuk memulangkan. Kita kan gak bisa melepas pasien dalam keadaan begitu. Ya nanti dikhawatirkan kemungkinan ada penularan. Karena ada riwayat itu (Pneumonia)," tuturnya.

"Akhirnya diberikan setelah ada surat izin dari RW RT setempat dan ambulans dari mereka sendiri. Pemulangannya juga diiringi ke polisi sampai ke rumah," lanjut Renti.

Baca Juga: Pertama di Dunia, Rusia Klaim 'Sputnik V' Vaksin COVID-19, Ampuhkah?

Dari video yang viral itu keluarga menyebut jenazah yang meninggal hanya dikira-kira kena COVID-19 saja.

"Tidak ada kira-kira secara medis. Kami menentukan diagnosis secara perkiraan kan tidak mungkin. Kami menentukan diagnosis berdasarkan diagnosis dari yang kami dapat. Itu juga ada hasil foto rontgen yang dari RS Al Irsyad," tambahnya.

"Memang keluarga berpatokan pada rapid test yang nonreaktif. Tapi ada clue (petunjuk) dari pneumonia dan sesak napas," tegas Renti.


Sumber:Video Viral,Detik


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30