Benteng Pendem atau disebut Benteng Van Den Bosch yang berada di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur merupakan pusat pertahanan pada masa kolonial Hindia Belanda.
Pada masa kolonialisme Hindia Belanda, Kabupaten Ngawi dikenal sebagai pusat perdagangan dan pelayaran di Jawa Timur. Ketika Perang Diponegoro bergejolak, Pemimpin Madiun dan Pemimpin Ngawi bersama dengan salah seorang pengikut Pangeran Diponegoro bernama Wirotani berjuang mengusir orang-orang Belanda dari Jawa Timur. Walaupun pada akhirnya Belanda menang dan menduduki Ngawi pada 1825.
Baca Juga:
Salah Satu Desa di Jawa Timur ini Pernah Tak Boleh Ditinggali Pria, Ini Penyebabnya
Gua Unengan di Mojokerto ini Diyakini Dihuni Makhluk Astral dan Sarang Ular Piton
Sebagai upaya untuk mempertahankan kedudukan dan fungsi strategis Ngawi sebagai pusat perdagangan dan pelayaran, Pemerintah Hindia Belanda membangun sebuah benteng pada tahun 1845 yang diberi nama Benteng Van Den Bosch. Pada masa itu, benteng ini dipimpin oleh Johannes Van Den Bosch yang dilengkapi tentara Belanda berjumlah 250 orang bersenjata lengkap dan 60 orang kavaleri.
Dibalik sejarah dari benteng ini, juga menyimpan misteri yang sangat menyeramkan. Berbagai peristiwa tragis yang pernah terjadi di Benteng Pendem membuat suasana bangunan ini semakin kelam dan menyeramkan. Beberapa pengunjung yang datang bersaksi bahwa mereka mengalami kejadian aneh tak masuk akal yang membuat bergidik ngeri.
Konon di beberapa sudut Benteng Pendem kerap terlihat penampakan gaib rombongan tentara Belanda tanpa kepala yang berbaris rapi. Terdapat juga penampakan berwujud kelelawar besar berwarna hitam legam yang sangat mengerikan. Seringkali makhluk tersebut hinggap di atas menara benteng.
Baca Juga:
Mitos Dua Naga Penunggu Telaga Sarangan, Pasangan Tak Ikuti Aturan Bisa Bercerai
Dihuni Makhluk Halus, Jembatan Kesek Malang Selalu Rusak
Dari semua makhluk gaib yang sering meneror di Benteng Pendem, yang paling dominan adalah sosok ular berkepala manusia. Menurut ceritak sosok ini memakan energi-energi kemarahan, kesedihan, dan penderitaan para pribumi yang ditahan di dalam penjara Benteng Pendem. Penampakan sosok ular berkepala manusia ini biasanya terlihat melintas di balik lorong-lorong gelap benteng.