Fakta Lengkap Kericuhan Laga Arema vs Persebaya, 127 Orang Meninggal hingga Liga Ditunda

Fakta Lengkap Kericuhan Laga Arema vs Persebaya, 127 Orang Meninggal hingga Liga Ditunda

Andrico Rafly Fadjarianto
2022-10-02 10:50:25
Fakta Lengkap Kericuhan Laga Arema vs Persebaya, 127 Orang Meninggal hingga Liga Ditunda
Fakta Lengkap Kericuhan Laga Arema vs Persebaya (Foto: Istimewa)

Berikut adalah fakta lengkap kericuhan Laga Arema vs Persebaya, 127 orang meninggal hingga Liga ditunda.

Kericuhan terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada lanjutan BRI Liga 1 pekan ke-11. 

Akibat kericuhan tersebut, sebanyak 127 orang meninggal dunia. Tak hanya itu, efek kericuhan ini pun hingga membuat BRI Liga 1 ditunda sementara dalam waktu seminggu.

Baca Juga: Kronologi Kericuhan Laga Arema vs Persebaya, Marah Akibat Tim Tuan Rumah Kalah

Dan inilah fakta lengkap kericuhan Laga Arema vs Persebaya.

Kronologi Kericuhan


Pertandingan antara Arema vs Persebaya berlangsung sangat seru hingga 5 gol tersaji di derby Jawa Timur tersebut. Skor akhir menjadi 2-3 untuk kemenangan Persebaya Surabaya atas Arema FC, disinilah awal mula kronologi kericuhan tersebut terjadi.

Para Aremania yang tidak terima timnya kalah, berbondong-bondong masuk ke dalam lapangan yang mana masih ada pemain dari kedua tim. Polisi berupaya untuk mencegah para suporter yang mencoba menyerang pemain Persebaya dengan menembakkan gas air mata.

Namun, setelah gas air mata keluar dari polisi, kericuhan semakin tidak terkendali. Banyak orang yang terdesak-desak dan keinjak-injak akibat para suporter yang semakin anarkis. Ditambah lagi efek gas air mata dari polisi dan flare yang dinyalakan oleh oknum suporter membuat pandangan orang menjadi terbatas.

Alhasil, kericuhan pun tidak bisa terkendali. Diketahui, kericuhan ini juga terjadi di luar stadion, dimana para pemain Persebaya yang ingin bergegas kembali ke Surabaya menggunakan mobil barracuda polisi, dilempari oleh berbagai benda oleh oknum suporter.

Hingga Saat ini 127 Orang Meninggal


Kapolda Jawa Timur Irjan Pol Nico Afinta mengatakan dari 127 korban meninggal, dua di antaranya polisi.

"Imbas kerusuhan yang terjadi di laga Arema vs Persebaya, total 127 orang meninggal dunia, 2 diantaranya petugas polisi, 34 orang meninggal di stadion, sisanya meninggal di rumah sakit," kata Nico Afinta.

Tak hanya itu, kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di Malang. Serta tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.

"Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," lanjut Nico.

Daftar korban jiwa tersebut masih data sementara, pihak kepolisian masih mendata jika terdapat tambahan korban jiwa lainnya.

Masuk ke dalam Daftar Kericuhan Sepak Bola Terbesar di Dunia


Dengan 127 korban jiwa dan 180 korban luka, kericuhan laga Arema vs Persebaya ini masuk ke dalam daftar kericuhan sepak bola terbesar di dunia.

Dimana kericuhan ini berada di posisi kedua dalam daftar kericuha sepak bola terbesar di dunia, berada di bawah kericuhan Estadio Nacional Disaster di Peru pada 24 Mei 1964,  yang kala itu memakan 328 korban jiwa.

Gas Air Mata Dilarang di FIFA


Banyak yang menduga bahwa awal mula kericuhan ini terjadi adalah setelah gas air mata tersebut keluar dari polisi.

Akibatnya, banyak orang yang menjadi semakin ricuh dan pandangan mereka menjadi terbatas akibat mata yang terkena gas air mata tersebut, alhasil banyak suporter yang terdesak hingga terinjak-injak oleh suporter lainnya yang berusaha menghindar dari serangan gas air mata polisi.

Hal ini membuat netizen menyanyakan keputusan polisi yang menembakkan gas air mata kepada para suporter.

Diketahui sebenarnya dalam aturan FIFA, federasi sepak bola dunia, penggunaan gas air mata oleh aparat sebenarnya dilarang untuk digunakan dalam sebuah pertandingan sepak bola.

Hal ini tertuang dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations menyebutkan penggunaan gas air mata sebenarnya dilarang. Pasal 19 b) tertulis, 'No firearms or "crowd control gas" shall be carried or used.

Mengenai hal tersebut, Nico Afinta mengatakan penembakan gas air mata tersebut dilakukan karena para suporter telah turun ke lapangan dan melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.

"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," katanya.

Liga Ditunda


Akibat kericuhan ini, PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku penyelenggara BRI Liga 1 resmi menunda seluruh pertandingan BRI Liga 1 selama seminggu, dan masih ada kemungkinan bertambah.

PT LIB dan PSSI akan menginvestigasi kericuhan ini, dan akan memberikan sanksi kepada para pihak yang harus bertanggung jawab.

Dengan pernyataan tersebut, laga antara Persib vs Persija yang seharusnya digelar pada Minggu, 2 Oktober 2022, juga harus ditunda.

Itulah, fakta lengkap kericuhan Laga Arema vs Persebaya, 127 orang meninggal hingga Liga ditunda.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30