Di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) ada salah satu dusun dijuluki Kampung Selaq yang berarti Kampung Hantu Jadi-jadian. Dusun yang bernama asli Dusun Kilang itu berlokasi di Kecamatan Montong Gading, konon banyak warga menganut ilmu hitam yang sewaktu-waktu berubah menjadi hantu jadi-jadian.
Menurut sejarahnya, pada masa lampau warga dusun itu selalu dilibatkan dalam peperangan perebutan wilayah kerajaan. Maka dari itu, banyak penduduk pada masa itu menekuni ilmu hitam sebagai bekal membela diri melawan musuh.
Baca Juga: Cerita Mistis Nusa Barung di Jatim, Dihuni Berbagai Hantu dan Nelayan Sering Kehilangan Arah
Pada saat itu, pejuang perang tidak hanya dari kalangan pria saja. Seluruh penduduk, tanpa terkecuali wanita dan anak-anak, juga turut serta mengambil peranan menjadi pejuang perang. Karenanya ilmu hitam itu dibekali setiap pejuang sebagai perisai diri.
Seiring perkembangan zaman, ilmu hitam tersebut pun masih melekat pada penduduk desa. Pasalnya, setiap anak yang lahir dari keturunan para ahli mistis itu telah langsung disempurnakan dengan ilmu hitam.
Konon, pemilik ilmu hitam tidak bisa berpaling dari kebiasaan aneh yang mulai menyelimuti. Terkadang berubah menjadi sosok menyeramkan atau biasa disebut "Selaq" (hantu menyeramkan) pada malam-malam tertentu.
Menurut cerita warga setempat, makhluk itu biasanya banyak berkeliaran saat hujan pertama setelah musim kemarau. Makhluk-makhluk itu kerap terlihat berkawanan di jalan pada saat senja hingga subuh terbitnya matahari.
Tertidur berbantal lengan dengan beralaskan rambutnya yang terurai panjang. Ada yang berdiri dengan posisi kepala di bawah. Ada juga yang bersandar di tembok dengan kaki tergantung di atas tembok.
Baca Juga: Cerita Mistis di Gedung PAU ITB, Terkenal dengan Penampakan Perempuan Bergaun Putih
Warga setempat mengatakan, makhluk itu tidak mengganggu namun senang menakut nakuti dengan menampakkan wujud. Bila melihat makhluk itu merasa takut, konon akan semakin ditakuti oleh makhluk itu. Sejauh ini, belum ada kabar dari masyarakat dusun tersebut, belum pernah ada korban hingga meninggal dunia oleh makhluk jadi-jadian itu.
Adapun bagi orang-orang tertentu yang terlibat hubungan misalnya, seperti berpacaran dengannya, hingga faktor dendam karena terlibat perseteruan, bisa saja dihantui terus menerus bahkan sampai-sampai disakiti.
Sementara salah satu tokoh masyarakat setempat bernama Lalu Syahbul mengatakan, ilmu hitam itu kini telah menjadi hal menakutkan bagi pemegangnya karena tidak bisa dihilangkan. Yang bisa menghilangkan hanya kematian.
Syahbul menambahkan, keberlangsungan ilmu hitam akan terus mengalir melalui hubungan pernikahan kemudian kelahiran anak cucu dan seterusnya. Pasalnya, calon istrinya itu dari keturunan selaq maka setelah menikah nanti, istri menjadikan suaminya sebagai tumbal atau calon selaq berikutnya.
"Itu sudah jadi perjanjiannya dengan jin untuk melanjutkan penerus," kata Syahbul yakin.
Syahbul menjelaskan, prosesi untuk menjadikan selaq membutuhkan ritual khusus. Calon selaq harus direbahkan telentang, kemudian dilangkahi sebanyak 7 kali. Dengan catatan, calon selaq selama proses ritualnya itu tidak boleh mengangkat anggota badannya sedikitpun dari lantai.
Proses ritual itu menurut sepengetahuan Syahbul sangat menyakitkan bagi sang calon. Seluruh badannya akan terasa sakit sebelum akhirnya sempurna menjadi selaq.
"Seolah pilihannya antara mati atau jadi selaq. Kalau dia tidak tahan sakit bisa saja yang dijadikan selaq meninggal dunia saat proses penyempurnaannya," kata Syahbul.
Begitupun saat ajal para pemilik ilmu hitam selaq ini, kematian yang sulit membayanginya. Pernah beberapa kali terjadi saat mereka diambang kematian, lidahnya harus dapat menyentuh lantai baru nafasnya bisa terhenti. Karena jika tidak, maut itu tetap akan dirasakannya dengan kesakitan.
Tidak banyak orang yang bisa mengenali tanda-tanda orang penggelut ilmu hitam tersebut sejak pembauran warga pendatang mulai tinggal dan menetap.
Namun umumnya tanda yang lumrah yang hampir tidak bisa ditutupi keturunan mereka yaitu, dengan sinar merah di kening. Sinar merah itu biasanya akan muncul pada saat terbitnya matahari hingga menjelang siang.
Syahbul mengatakan, tidak perlu takut ataupun khawatir terhadap orang-orang penganut ilmu hitam itu. Pasalnya, keramahan mereka saat tidak pada musim jelma patut diacungi jempol. Mereka menjalani hari-hari dengan normal sebagai warga pada umumnya. Beragama muslim, menjalani salat lima waktu, makan dan minum juga bekerja, serta beraktivitas lainya.
Baca Juga: Cerita Mistis Kampung Setan di Sulsel, Dicap Angker dan Penduduknya Kerap Mengalami Kejadian Horor
Hanya saja, kata Syahbul, keanehan mereka biasanya akan tampak jika ada warga dari lingkungan dusun tersebut yang meninggal. Para perasuk ilmu hitam selaq ini akan berkumpul untuk mencari aliran air dari sisa pemandian orang yang meninggal. Atau yang biasa mereka sebut dengan "Sangkep".
Tidak untuk mengganggu, namun pertemuan itu untuk menghormati orang yang meninggal, juga untuk menambah kesaktian ilmu hitamnya.