Cerita Misteri Kali Boyong di Yogyakarta, Konon Dihuni Hantu Pasukan Lampor dan Ribuan Pocong

Cerita Misteri Kali Boyong di Yogyakarta, Konon Dihuni Hantu Pasukan Lampor dan Ribuan Pocong

Ekel Suranta Sembiring
2021-03-26 01:16:15
Cerita Misteri Kali Boyong di Yogyakarta, Konon Dihuni Hantu Pasukan Lampor dan Ribuan Pocong
Kali Boyong (foto: unitedofnothing.wordpress.com)

Kali Boyong yang berada di Sleman, Yogyakarta memiliki cerita misteri sangat mengerikan. Pasalnya, lokasi ini dipercaya dihuni pasukan lampor dan ribuan pocong.

Mengutip dari akun Instagram @dagelanmistis, lampor merupakan salah satu jenis perwujudan jin yang dipercaya bisa membawa maut. Mengenai wujud lampor, beberapa menyebut lampor sebagai setan yang berbentuk seperti bola arwah, terkadang juga muncul sebagai rombongan prajurit Jawa kuno. 

Baca Juga: Cerita Misteri Bekas Pabrik SSS di Solo, Konon Dihuni Ratusan Makhluk Tak Kasat Mata

Secara harfiah, lampor diartikan sebagai 'kegaduhan' karena ketika muncul, lampor dipercaya menyebabkan suara-suara gaduh. Suara gaduh tersebut dipercaya adalah suara iring-iringan kereta kuda dan barisan pasukan dari Laut Selatan yang akan menuju Gunung Merapi atau Keraton Yogyakarta.

Menurut masyarakat Jawa, lampor juga dipercaya sebagai pasukan dari Nyi Roro Kidul, ratu penguasa laut selatan. Dan salah satu jalan yang konon dilalui makhluk ini adalah Kali Boyong yang berada di Sleman.

Kali Boyong merupakan nama lain dari Sungai Code yang membelah Kota Yogyakarta dengan hulu di Gunung Merapi. Nama Kali Boyong hanya digunakan oleh warga yang tinggal di wilayah Kabupaten Sleman, ketika masuk ke wilayah Kota Yogyakarta penamaannya menjadi Sungai Code. Sungai ini adalah jalur aliran lahar dingin yang membawa material vulkanik Gunung Merapi.

Baca Juga: Cerita Misteri Goa Tlorong di Karanganyar, dari Persembunyian PKI hingga Dihuni Makhluk Gaib

Warga setempat meyakini bahwa Kali Boyong menjadi lintasan lampor. Menurut cerita, pada sekitar tahun 1950an ada sebuah pos jaga di daerah Gondolayu untuk memberikan peringatan kepada warga jika lampor melintas. Ketika terdengar suara gemerincing kereta kuda dengan derap kuda, penjaga pos akan memukul kentongan titir bertalu-talu.

Hal ini menjadi tanda peringatan kedapa warga bahwa lampor akan segera melintas. Semua warga akan langsung memasuki rumah dan menutup pintu rapat-rapat. Menurut kepercayaan warga, jika lampor berhenti di desa mereka maka akan terjadi suatu musibah berupa wabah penyakit atau kematian. 

Dikutip dari buku kisah tanah Jawa, Berdasarkan hasil retrokognisi yang dilakukan, diketahui bahwa hulu Kali Boyong dihuni oleh koloni pocong yang berjumlah ribuan.

Terdapat satu yang berbeda diantara ribuan pocong yang ada, yakni keberadaan pocong merah dengan aura menyeramkan. Pocong merah tersebut adalah refleksi jin dari dukun ilmu hitam tahun 1900-1920 yang kemudian dibunuh oleh warga karena dianggap meresahkan.

Ketika peristiwa pembunuhan dukun ilmu Hitam itu terjadi, masyarakat mengeksekusi dukun tersebut dan memutilasi tubuhnya agar ilmu yang ia miliki tidak aktif kembali. 

Baca Juga: Kisah Misteri Jalan Sidoluhur Grogol, Konon Pernah Dihuni Pocong Wedon yang Jahil

Setelahnya, mayat dari dukun tersebut dimasukkan ke kain kafan. Akibat darah dari potongan potongan tubuh itu masih mengalir saat dikafani, darah darah tersebut akhirnya meninggalkan bekas pada kain kafan sang dukun hingga mengubahnya menjadi merah. Refleksi dari dendam sang dukun dan ajaran yang ia bawa inilah yang membentuk sosok tersebut. 

Konon hingga kini kepercayaan lampor dan suara suara gemerincing kereta kuda masih bisa kita dengar pada waktu waktu tertentu. Salah satunya ketika akan terjadi bencana seperti Merapi erupsi, ada laporan warga mendengar suara lampor beberapa waktu sebelumnya.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30