Liga Inggris sejauh ini sudah memasuki pekan kedelapan. Dimana, musim banyak pemain yang mengalami cedera. Dilansir dari BBC, kebanyakan para pemain mengalami cedera otot. Bahkan di delapan pekan Liga Inggris dimulai, tercatat 103 pemainnya cedera otot.
Dilansir dari Daily Star, Liga Inggris sudah memainkan delapan pekan. Kejutan terjadi, seperti Manchester City (runner-up musim lalu) yang sementara bercokol di peringkat 10 Klasemen Liga Inggris, Arsenal dan Manchester United yang terlempar dari 10 besar, hingga Aston Villa yang merusak dominasi tim papan atas serta sementara Leicester City nyaman di puncak.
Baca Juga : Ingin Rekrut Sergio Ramos, PSG Tawarkan Harga Segini
Lain sisi, padatnya jadwal dan minimnya jadwal pramusim membuat badai cedera tidak terelakkan. Tercatat, sudah 92 pemain Liga Inggris menderita cedera.
Periode cederanya ada yang Long-term (lebih dari satu bulan harus absen), Mid-term (7-30 hari), dan Short-term (sekitar tujuh hari). Paling banyak, di periode Mid-term. Mereka yang cedera di periode jangka panjang beberapa di antaranya seperti Alex Oxlade-Chamberlain dan Virgil Van Dijk dari Liverpool, Gabriel Martinell dari Arsenal, Caglar Soyuncu dan Wilfred Ndidi dari Leicester, serta Danny Ings dari Southampton.
Baca Juga : Pemain Kembali Cedera, Begini Skema Formasi Darurat Bek yang Akan Dilakukan Liverpool
Di periode jangka menengah, beberapa di antaranya seperti Thomas Partey dan Pablo Mari dari Arsenal, dari Chelsea ada Christian Pulisic, Mateo Kovacic, dan Kai Havertz (positif Corona), dari Liverpool ada Thiago Alcantara, Fabinho, dan Trent Alexander-Arnold, serta Benjamin Mendy, Fernandinho, dan Sergio Aguero dari Manchester City.
Lalu dari Tottenham Hotspur ada Tanguy Ndombele, Japhet Tanganga, dan Erik Lamela. Alhasil, para tim harus bisa memaksimalkan skuad yang ada. Sehingga, harus tetap tampil gemilang meski harus terpincang-pincang.
Baca Juga : Liverpool Kembali Dihantui Sial, Kali Ini Jordan Henderson Alami Cedera
Beberapa manajer juga menginginkan pihak Premier League untuk menambah jumlah pergantian pemain selama pertandingan dari tiga jadi lima. Belum lagi, padatnya kompetisi antarklub di Eropa sampai jeda internasional, membuat beberapa pemain bakal sulit mendapat waktu beristirahat.