Lima pasangan calon atau paslon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Karo, Sumatera Utara, saling adu gagasan dan program dalam debat kandidat yang digelar KPU setempat pada Rabu, (11/11/ 2020).
Adapun paslon yang ikut debat dimaksud, yakni paslon nomor urut 1 Jusua Ginting - Saberina Tarigan. Paslon ini diusung Partai Hanura, Partai Nasdem dan PKPI dengan jumlah 10 kursi di legislatif.
Paslon nomor urut 2 Cuaca Bangun - Agen Morgan Purba, yang merupakan pasangan independen, paslon nomor urut 3 Iwan Sembiring Depari - Budianto Surbakti, usungan PDIP dengan jumlah 8 kursi di Legislatif.
Paslon nomor urut 4 Yus Felesky Surbakti - Paulus Sitepu, usungan Partai Golkar, PAN dan Demokrat dengan jumlah 10 kursi di legislatif. Dan paslon nomor urut 5 Cory Sriwaty Sebayang - Theopilus Ginting, usungan Partai Gerindra dan Perindo dengan jumlah 7 kursi di legislatif.
Baca Juga : Ketua DPD Gerindra Sumut Pastikan Infrastruktur Partai Bergerak Menangkan Cory-Theo
Calon Bupati Karo nomor urut 5, Cory Br Sebayang mengatakan bahwa debat kali ini bagus, namun waktu ini cukup singkat bagi setiap calon karena ada yang tak terjawab dan tak berkesampaian.
“Debat kali ini sangat bagus ya, namun waktunya cukup singkat, karena menjawab pertanyaan hanya diberi waktu 1 menit, dan ada yang tak terjawab dan hal ini tak berkesampian bagi saya,” ucapnya.
Lebih lanjut Cory Sebayang mengatakan, bahwa dalam debat kali ini dirinya sangat menekankan pertanian dalam hal ini adalah jagung, karena ini menurutnya sangat siginifikan untuk Sumatera Utara.
“Tadi saya menekankan bagaimana mensejahterakan masyarakat itu dalam bidang pertanian jagung, karena itu sangat siginifikan untuk Sumatera Utara,” katanya.
Baca Juga : Bertemu Warga Aji Siempat, Cory Sebayang Janji akan Wujudkan Karo Maju
Cory menyebutkan bahwa harga jagung kerap turun drastis saat musim panen tiba. Namun harga kembali melonjak saat jagung tidak sedang musim panen. Keadaan ini harus disiasati agar harga tetap stabil, dan petani tidak rugi.
“Sekarang produk jagung kita untuk Tanah Karo 800.000 ton/tahun, dalam arti 400.000 ton dalam sekli panen dan untuk itu kenapa kadang-kadang harga bisa naik, bisa turun, pada 2 bulan lalu jagung turun harganya 2400, sekarang harganya 4500, berarti 2100 kenaikan harganya. Ini harus disiasati agar petani tidak rugi,” terangnya.
Salah satu solusi yang ditawarkan oleh Calon Bupati yang diusung oleh Partai Gerindra dan Partai Perindo ini adalah dengan mendirikan dryer atau pengering jagung, sehingga dapat disimpan lebih lama.
“Selama ini jagung petani tidak dapat lama disimpan karena tidak kering dan mudah memicu tumbuhnya jamur. Berbeda halnya saat kita menyediakan dryer atau pengering. Saat jagung petani kering, maka ini dapat disimpan lebih lama, sehingga dapat menunggu hasil jual yang lebih bagus dalam waktu lama,” katanya.
Baca Juga : Kunjungi Desa Sukatendel, Theopilus Ginting Visi Karo Maju untuk Indonesia Maju
Lebih lanjut dirinya mengatakan bahwa hampir 80 persen produk jagung selama ini dijadikan untuk pakan ternak, sehingga solusi lain agar harga jagung tetap stabil adalah dengan mendirikan pabrik pakan ternak.
“Kebanyakan itu hampir 80 persen jagung untuk pakan ternak, kenapa kita tidak mendirikan pabrik pakan ternak, meski pemerintah belum mampu atau bagaimana, maka itu kita membuat drayer kita dan kita cari yang mau menanam modal di Karo untuk membuat pakan ternak, karena bahan ada semuanya di Kabupaten Karo. Maka saya harapkan melalui debat ini, prioritas kami utamakan adalah jagung,” tegasnya.