7 Lokasi di Indonesia Dipercaya Sebagai Tempat Pasar Setan

7 Lokasi di Indonesia Dipercaya Sebagai Tempat Pasar Setan

Ekel Suranta Sembiring
2020-11-03 18:54:26
7 Lokasi di Indonesia Dipercaya Sebagai Tempat Pasar Setan
Ilustrasi Pasar Setan (foto: Imam Wibowo(KOPI))

Pada umumnya, pasar digunakan masyarakat untuk jual beli berupa sayur, buah-buahan, bahkan hingga elektronik. Ternyata ada juga loh pasar-pasar di Indonesia yang dikenal menakutkan, horor bahkan juga bisa buat bulu kuduk merinding.

Berikut 7 lokasi di Indonesia dipercaya sebagai pasar setan:

1. Pasar Dieng Gunung Lawu

Gunung Lawu, merupakan satu-satunya gunung yang memiliki warung tertinggi di Indonesia. Warung yang didirikan oleh seorang wanita tangguh bernama Mbok Yem berada di ketinggian 3.105 mdpl, warung Mbok Yem merupakan sebuah primadona bagi para pendaki yang mendaki gunung Lawu. Tapi siapa sangka, ternyata gunung Lawu juga memiliki pasar lain yakni pasar setan.

Pasar setan gunung Lawu ini memiliki nama lain yaitu Pasar Dieng yang terletak di pos 5, dapat ditempuh sekitar 70 menit dari pos 4 jalur pendakian via Candi Cetho. Jika dalam melintasi pasar setan ini pendaki mendengar suara “ beli apa dik?”. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, pendaki diharuskan menjawab seolah ingin membeli barang. Seperti beli tanah, batu, daun serta barang lain yang ada di sekitarnya. Setelahnya, lemparkan uang ke arah suara yang terdengar. Konon, jika pendaki tidak melempar uang atau melakukan hal di atas, maka pendaki tersebut akan mendapatkan kesialan. 

Baca Juga: Kisah Mistis Penyanyi Soimah, Sering Melihat Hantu Setiap Malam Suro

2. Pasar Bubrah Gunung Merapi

Gunung yang terletak di tengah Pulau Jawa ini berada dalam administrasi kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta untuk lereng sisi selatan, dan sisi barat berada di kabupaten Magelang, sisi utara dan timur berada di kabupaten Boyolali, serta kabupaten Klaten di sisi tenggara. Gunung merapi merupakan gunung berapi paling aktif, hingga gunung ini disebut dapat meletus sewaktu-waktu.

Pasar Bubrah gunung Merapi sendiri berada tepat di bawah puncak gunung Merapi dengan kontur tanah lapang serta dipenuhi dengan batu-batu sisa letusan. Karena larangan untuk para pendaki mendirikan tenda di puncak gunung, maka pasar bubrah kemudian dijadikan lokasi camping sekaligus dijadikan pos terakhir pendakian. 

Meyandang nama pasar bukan berarti disini terjadi transaksi jual beli secara harfiah. Jadi pasar Bubrah di sini dikenal sebagai pasar yang besar di keraton Merapi. Karena banyak warung-warung serta penjual yang merupakan makhluk halus penunggu gunung Merapi. Sama seperti pasar kebanyakan, tak jarang para pendaki mendengar suara gamelan serta hiruk pikuk keramaian pasar.

Nah kalau sudah mendengar seperti ini, biasanya para pendaki melemparkan sebuah koin ke tanah, setelahnya pendaki di anjurkan memungut batu kerikil yang ada di sekitarnya. 

3. Pasar Setan Gunung Salak

Gunung Salak, kata salak diambil dari bahasa Sanskerta “Salaka” yang berarti perak. Menurut kepercayaan Sunda, gunung salak merupakan salah satu gunung suci. Karena menjadi tempat hilangnya Prabu Siliwangi, pendiri kerajaan Padjajaran. Gunung Salak juga dipercaya sebagai lokasi turun dan bersemayamnya para barata dari Kayangan. 

Keangkeran gunung Salak sudah tidak asing di telinga para pendaki. Bukan hanya karena lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi, tetapi juga karena cerita dan mitos yang berkembang di masyarakat sekitar.

Cerita seram yang beredar mengenai pasar setan gunung Salak adalah seorang pendaki yang membeli pisang goreng, tetapi beberapa saat kemudian ia sadar ternyata tidak ada seorang yang berjualan apalagi berjualan pisang goreng. Untungnya, pendaki tersebut masih bisa kembali menemui teman-temannya walaupun sudah menyantap makanan dari alam sebelah. 

Baca Juga: Kisah Mistis Seorang Wanita, Single hingga Umur 36 Tahun Diduga akibat Guna-guna

4. Pasar Setan Gunung Merbabu

Terletak di jalur pendakian sekaligus dijadikan lokasi camping para pendaki sebelum menuju puncak Kenteng Songo. Tak banyak kisah yang menceritakan tentang pasar setan gunung ini. Namun, ada beberapa cerita mistis dari pendaki yang melewati pasar Dieng ini. Mulai dari mendengar keramaian orang-orang hingga melihat suasana kawasan ini seperti sebuah pasar pada umumnya. 

5. Pasar Setan Gunung Argopuro

Selain dikenal sebagai gunung yang memiliki jalur pendakian yang cukup panjang di pulau Jawa, gunung Argopuro juga terkenal dengan pasar setannya. Jika beruntung, maka pada siang hari para pendaki akan mendengar suara-suara keramaian layaknya pasar. Tetapi, jika kita mendaki sumber suara itu akan menghilang. Pasar setan gunung argopuro terletak tepat di antara Cikasur menuju Cisentor dan Rawa Embek, yaitu suatu tempat mendekati puncak Rengganis.

6. Pasar Anjaya

Pasar ini terletak di tengah hutan Sulawesi Selatan, tepatnya di antara gunung Lompo Battang dan gunung Wawakaraeng. Pasar anjaya adalah suatu kawasan tanah lapang dengan dikelilingi hutan yang luas serta memiliki panorama indah. Dibalik keindahannya tersembunyi pasar setan yang cukup buat bulu kuduk kita berdiri. Itu sebabnya para pendaki tidak disarankan untuk mendirikan tenda di kawasan ini. karena jika terjadi, maka kemungkinan besar para pendaki akan mendengar suara suara gemuruh keramaian pasar. 

Baca Juga: Kisah Mistis Brisia Jodie, Mengaku Pernah Merasa di Santet

7. Pasar Setan Gunung Arjuno

Gunung tertinggi ketiga di Jawa Timur setelah gunung Semeru dan gunung Raung ini, terletak di perbatasan kota Batu, kabupaten Malang dan kabupaten Pasuruan serta berada di bawah pengelolaan Taman Hutan Raya Raden Soerjo. Dalam jalur para pendaki akan disuguhi pemandangan dan objek wisata yang dapat dinikmati. Tapi siapa sangka dibalik pemandangan yang indah, ternyata gunung Arjuno juga memiliki pasar setannya sendiri.

Menurut cerita, lokasi pasar setan ini berada di jalur sabana yang luas di gunung Arjuno. Pasar setan ini akan muncul pada saat malam hari dan hilang pada keesokan harinya. Banyak para pendaki yang mendengar keramaian seperti pasar pada umumnya. Bahkan ada cerita yang terkenal dihilangkan pendaki, bahwa pernah ada seorang pendaki yang membeli jaket di pasar tersebut. Keesokan paginya jaket tersebut masih ada tetapi uang kembalian berubah menjadi daun. 

Sumber: Kumparan


Share :