Terletak di areal anjungan Jawa Timur, Makam Keramat Mbah Kuning, memang memantik tanda tanya para pengunjung, khususnya mengenai siapa sosok mbah kuning sebenarnya.
Konon kabarnya, makam keramat tersebut ternyata sudah ada di lokasi, jauh sebelum Taman Mini Indonesia Indah dibangun.
Baca Juga: Deretan Misteri Masjid Pintu Seribu di Tangerang, Salah Satunya Tasbih Berukuran Besar
Lantas, siapakah Mbah Kuning? Ternyata, Mbah Kuning, adalah tokoh masyarakat yang kharismatik di daerah Jakarta Timur, tepatnya di daerah Cipayung dan sekitarnya, yang juga merupakan seorang Waliullah yang arif dan berwibawa dalam menyebarkan agama Islam.
“Sebelum Taman Mini Indonesia Indah berdiri, Makam Keramat Mbah Kuning memang sudah lebih dulu ada,” ungkap Slamet Widodo, Kepala Anjungan Jawa Timur.
“Dia sosok oraang yang baik, berhati mulia, dan juga penyebar agama Islam, khususnya di Daerah Jakarta Timur,” ungkap Cak Narno, Pemandu Anjungan Jawa Timur.
Baca Juga: Kisah Mistis Satu Keluarga di Surabaya, Diteror 2 Pocong Kiriman
Ditambahkan Slamet Widodo, Saat pembangunan Taman Mini Indonesia Indah dilakukan pada tahun 1972 lalu, Makam Keramat Mbah Kuning sebenarnya sempat akan direlokasi. Namun, sejumlah kejadian aneh mengiringi proses pemindahan makam keramat tersebut.
Konon, sejumlah pekerja sempat mengalami kesurupan dan juga pingsan, saat menebang dan akan memindahkan pohon tua yang memayungi makam tersebut.
Menurut cerita, pohon itu berkali-kali kembali tumbuh saat ditebang. Tidak hanya itu, alat-alat berat yang coba dgunakan untuk memindahkan pohon serta makam keramat yang ada dibawahnya tiba-tiba juga selalu terbalik dan rusak.
Alhasil, penolakan tersebut akhirnya membuat pohon dan makam keramat Mbah Kuning akhirnya dibiarkan berada di lokasi semula hingga sekarang.
Baca Juga: Cerita Mistis Danau Segara Anak, Diyakini Tempat Tinggal Para Jin Penghuni Gunung Rinjani
"Konon, sebagian orang mempercayai pohon tua tersebut tidak bisa diusik, lantaran berada tepat di kepala Mbah kuning. pohon tersebut mitosnya merupakan payung Mbah kuning dalam istirahat panjangnya di lokasi,” jelas Cak Narno.
Selain mitos pohon tua sebagai payung Mbah Kuning, mitos lainnya yang juga mengiringi keberadaan Makam keramat Mbah Kuning adalah, makam tersebut pada waktu-waktu tertentu, kabarnnya acap mengeluarkan aroma wewangian.
“Untuk orang-orang yang memiliki kepekaan lebih dalam hal gaib, mereka mencium aroma wewangian tersebut. Jadi, memang tidak semua orang bisa mencium aroma tersebut,” ungkap Cak Narno.
Sumber: dimensinews