Kisah Jakob Oetama dengan Dunia Jurnalistik, Hingga Ditawari Jadi Menteri

Kisah Jakob Oetama dengan Dunia Jurnalistik, Hingga Ditawari Jadi Menteri

Ahmad
2020-09-10 10:39:59
Kisah Jakob Oetama dengan Dunia Jurnalistik, Hingga Ditawari Jadi Menteri
Foto: Instagram/jakoboetama

Tokoh pers nasional, Jakob Oetama meninggal dunia hari ini, Rabu 9 September 2020. Beliau berpulang pada usia 88 tahun di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara. Berikut jejak perjalanan Jakob Oetama yang disarikan dari dokumentasi kompas.id, Kamis 10 September 2020.

Sebelum mengawali kariernya dalam dunia jurnalistik, pria kelahiran Magelang, Jawa Tengah, 27 September 1931 itu pernah menjadi guru SMP Mardiyuana, Cipanas, Jawa Barat. Kemudian beralih profesi menjadi wartawan di Majalah Mingguan Penabur pada tahun 1956.

Baca Juga: Kisah Hidup Jakob Oetama Pendiri Kompas Gramedia, dari Guru Jadi Wartawan

Pada 1963, bersama PK Ojong, pemimpin Kompas-Gramedia ini menerbitkan majalah Intisari. Dua tahun kemudian, keduanya mendirikan harian Kompas, pada 28 Juni 1965.

Bagi banyak tokoh pers di Tanah Air, Jakob Oetama dinilai memiliki wawasan yang mencerahkan. Setiap gagasannya bahkan sangat berpengaruh pada perkembangan jurnalistik di Indonesia.

Bagaimana jurnalistik menjadi proses kerja intelektual. Bukan sekedar hanya menyajikan fakta, namun juga melahirkan konteks dan interpretasi.

Dia pun kerap mengingatkan wartawan untuk tidak sekedar menjadi tukang menulis berita, namun juga harus menyuarakan manusia dan kemanusiaan.

Kepergian PK Ojong pada 1980 meninggalkan beban berat bagi Jakob. Jika selama ini konsentrasinya hanya mengurusi bidang redaksional, mau tidak mau dia harus turuh tangan mengurusi aspek bisnis.

Baca Juga: Fakta-fakta Penyebab Meninggalnya Jakob Oetama, Pemimpin Kompas Gramedia

Dari situlah dia kemudian mengembangkan kelompok Kompas-Gramedia hingga besar dan merambah hingga lintas bidang usaha.

Dalam sejumlah tulisannya, dia bahkan berulang kali mengungkapkan visinya tentang Kompas di masa depan.

Menurutnya, Kompas tak bisa mengelak dari situasi kekinian jaman yang diwarnai dengan perkembangan teknologi, gaya hidup, dan perubahan industri media.

Kehadiran kompas secara multimedia adalah niscaya dan mutlak. Kompas masa depan hadir dalam setiap sarana dan beragam saluran dengan visi memberikan pencerahan bagi masyarakat.

Respon saat ditawarkan jabatan Menteri Penerangan 

Pernah santer terdengar tawaran dari Presiden kedua RI, Soeharto, agar dirinya menjadi menjadi menteri, Jakob lebih memilih menekuni profesinya sebagai wartawan dan membesarkan Kompas Gramedia, perusahaan yang dirintisnya bersama PK Ojong. 

Dilansir dari Tribunnews.com, Kamis 10 September 2020 Jakob meluruskan kabar tawaran tersebut saat berbicara pada talkshow bertajuk "Jakob Oetama The Living Legend" di Hotel Santika, Jakarta, pada 28 November 2011.

Ia mengaku bahwa hingga saat itu tidak pernah menerima tawaran dari Presiden yang dijuluki "The Smilling General" itu untuk duduk di kursi eksekutif di kabinet yang dibentuknya. 

"Tawaran itu memang tidak ada," tuturnya. Meski demikian, Jakob menegaskan, kalaupun ada tawaran untuk duduk di kursi menteri, dirinya akan menolak kesempatan tersebut.

"Jalan hidup saya ini (wartawan)," ungkapnya.



Sumber: Kompas, Tribunnews, Liputan 6


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30