Diketahui bahwa Olimpiade Tokyo akan digelar satu tahun lagi. Hal ini membuat pakar kesehatan Jepang memperingatkan potensi munculnya penambahan jumlah penderita atau korban Covid-19 jika ajang olahraga tersebut tetap dilaksanakan.
Namun tak hanya itu saja bahkan dengan sisa waktu yang tinggal 1 tahun lagi dan bahkan belum ada vaksin untuk mengatasi virus corona atau covid-19, para pakar medis juga mengatakan bahwa situasi ini bisa menimbulkan risiko kesehatan yang serius bagi masyarakat Jepang. Hanya sedikit orang yang akan memiliki antibodi, ditambah bahwa vaksin tidak akan tersedia secara luas, mereka menyebutkan.
Baca Juga: Jelang Piala Asia Berikut Jadwal Laga Uji Coba Timnas U16 Indonesia
Namun tak hanya itu saja bahkan di ketahui juga bahwa keberhasilan Jepang dalam mengatasi virus corona ini. Bahkan tak hanya itu saja bahkan Sebuah survei pemerintah baru-baru ini menunjukkan hanya 0,1 persen penduduk Tokyo yang memiliki antibodi virus corona. Itu jauh lebih rendah dari 14 persen di negara bagian New York pada bulan April, dan tujuh persen di Stockholm.
"Infeksi akan terjadi terus jika kita tetap bersikukuh melaksanakan olimpiade. Tidak ada keraguan tentang itu," kata Daiichi Morii, seorang dokter di tim pengendalian infeksi Rumah Sakit Universitas Osaka seperti dilansir Reuters, Minggu 12 Juli 2020.
Tak hanya itu saja bahkan penyelenggara Olimpiade dan pemerintah Jepang dan metropolitan Tokyo berusaha keras mencari langkah-langkah agar pandemi tidak menggagalkan acara tersebut.
Bahkan Kepala Komite Penyelenggara Olimpiade Tokyo Yoshiro Mori juga mengutarakan rencananya untuk membentuk satuan tugas dengan pemerintah pusat dan kota Tokyo pada bulan September.
Namun takhanya itu saja bahkan mereka mengakui bahwa rencana konkret tidak mungkin dibentuk sebelum akhir tahun ini.
Baca Juga: Simak Yuk! Berikut 10 Data-Fakta usai Pertandingan Juventus Vs Atalanta
Bahkan Mori juga mengatakan bahwa untuk kondisi saat ini para ilmuan dan ahli medis juga prihatin dengan prediksi keadaan di musim panas mendatang atau pada pelaksanaan olimpiade yang dijadwalkan ulang.
"Virus ini hampir tidak terkendali meskipun pemerintah menghentikan arus masuk orang dari luar negeri. Dengan pelaksanaan ajang seperti Olimpiade, virus pasti akan masuk dan jumlah infeksi akan meningkat tak terelakkan," Morii menambahkan.
Namun hal ini juga membuat sebuah survei di Tokyo yang dilakukan harian Asahi Shinbun akhir bulan lalu menunjukkan bahwa 59 persen koresponden berharap olimpiade harus dibatalkan atau ditunda lagi. Hal ini menekankan adanya kekhawatiran publik pada pandemi yang masih terjadi.
Sumber: Republika.co.id