Air Terjun Batang Kapas, Air Terjun Indah Andalan Provinsi Riau

Air Terjun Batang Kapas, Air Terjun Indah Andalan Provinsi Riau

Ekel Suranta Sembiring
2020-05-30 19:15:28
Air Terjun Batang Kapas, Air Terjun Indah Andalan Provinsi Riau
Air Terjun Batang Kapas (foto: Backpacker Jakarta)

Air Terjun Batang Kapas di Desa Lubuk Bigau, Kenagarian Pangkalan Kapas, Kampar kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, digadang-gadang menjadi air terjun yang tertinggi di Sumatera bagian tengah, dengan ketinggian lebih kurang 150 meter.

Beberapa orang juga menyebut air terjun ini dengan nama Air Terjun Pangkalan Kapas atau Air Terjun Lubuk Bigau. Bagi Anda yang ingin menikmati suasana alam, Air Terjun Batang Kapas merupakan tempat yang cocok untuk dikunjungi, karena lokasi air terjun tersebut masih dikelilingi hutan perawan dan berbagai macam Flora & Fauna yang bisa ditemui di sana.

Baca Juga: Mengenal Gurun Pasir Telaga Biru, Objek Wisata Dibanjiri Wisatawan di Kepri

Dari dasar air terjun sudah terlihat lanskap yang indah. Melihat kearah bukit diantara air terjun, terlihat seperti ukiran-ukiran buatan manusia, ukiran ini  membentuk relief dengan garis-garis dari lapisan batu.  Ditengah bukit terdapat celah yang sering dijadikan tempat bermalam oleh para pendaki atau warga yang berburu burung disekitar air terjun. Diatas langit-langit bukit, terdapat puluhan sarang lebah yang menjadi salah satu komoditi unggulan dari masyarakat sekitar desa Lubuk Bigau.

Untuk mengunjungi Air Terjun Batang Kapas menggunakan mobil, dari Kota Pekanbaru dapat melalui Desa Lipat Kain dengan waktu tempuh 2 jam perjalanan atau 71 km (Aspal). Selanjutnya perjalanan dilanjutkan menuju Desa Lubuk Bigau, ada beberapa desa yang akan dilewati diantaranya Desa Sontul, Tanjung Karang, Deras Tajak, dan Desa Batu Sasak.

Baca Juga: Danau Biru di Duri, Danau Kecil yang Indah Bisa Jadi Objek Wisata Dadakan di Riau

Setelah sampai di Desa Lubuk Bigau jarak tempuh untuk menuju Air Terjun Batang Kapas diperkirakan 4-5 km. Anda dapat menggunakan jasa ojek sepeda motor yang disediakan oleh masyarakat desa setempat dengan waktu tempuh 15 menit. Lalu dilanjutkan berjalan kaki melewati hutan belantara dengan waktu tempuh 3 jam.


Share :