Di Pulau Sebatik, Kalimantan Utara (Kaltara) terdapat sebuah rumah yang begitu unik, dan jarang ditemui di daerah-daerah lain. Dimana dengan berjalan di dalam rumah sudah bisa pindah dari satu negara ke negara lain.
Hal itu terjadi karena rumah tersebut dibangun di perbatasan dua negara yakni Indonesia dan Malaysia. Ruang tamu yang berada di tanah Indonesia sementara dapurnya ada di Malaysia.
Baca Juga: Melawan Lupa! Ini Kisah Pasukan Hantu Dayak Membuat Belanda Lari Ketakutan saat Perang Kemerdekaan
Secara geografis Pulau Sebatik merupakan pulau terluar dan terdepan Indonesia. Letaknya yang tepat diperbatasan membuat Pulau Sebtaik terbagi setengah milik Indonesia dan setengahnya lagi milik Malaysia.
Secara administratif Pulau Sebatik merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan Utara. Rumah perbatasan tersebut konon sudah ada sejak tahun 1977 dan merupakan milik WNI bernama Mangapara.
Ia tercatat sebagai penduduk Desa Aji Kuning, Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan. Tempat tinggalnya terletak di Tugu Patok 3 perbatasan Indonesia dan Malaysia.
Awalnya rumah tersebut hanya berdiri di wilayah Indonesia, namun warga Malaysia mengizinkan Mangapara untuk membangun dapur di atas tanah mereka.
Menilik penampilan dari luar, rumah tersebut terlihat seperti rumah pada umumnya namun dicat dengan warna merah putih.
Sementara bagian interior bagian dalam rumah rupanya menonjolkan bagian negara masing-masing. Hal tersebut diketahui dari unggahan Facebook Osman Saide.
Baca Juga: Karena Disiplin, Pasien Covid-19 Tertua di Indonesia Sembuh
Osman Saide menceritakan dirinya berkesempatan untuk masuk ke rumah yang disebutnya 'Rumag Dua Negara' itu. Menurut penuturannya, bagian ruang tamu yang berada di Indonesia memiliki interior yang menonjolkan konsep budaya Indonesia.
Dan di bagian dapurnya memiliki ciri khas negara Malaysia yang masih akan dikembangkan kedepannya. Karena letaknya berada diperbatasan dua negara, di dalam rumah pun terdapat tanda pemisah. Tanda panah bertuliskan Indonesia menunjuk ke ruang tamu dan tanda panah bertuliskan Malaysia menunjuk ke dapur.
Osman Saide mengaku dirinya bingung saat berada di rumah itu karena tak bisa membedakan sedang di Indonesia atau Malaysia.
"Aku tak bisa membedakan sedang di Indonesia atau Malaysia. Beberapa saat aku di dapur (Malaysia), lalu kemudian aku berpindah ke ruang tamu (Indonesia), aku bingung," tulisnya.
Menariknya dari rumah ini, pada bagian luar rumah yang berdiri di Indonesia dicat merah putih yang melambangkan bendera Indonesia. Untuk menyambut hari kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus. Sementara di bagian teras dapur dipasang bendera Malaysia.
Rumah Dua Negara ini menjadi daya tarik wisatawan loh, khususnya bagi para pelancong dari luar Nunukan. Bagaimana? Tertarik untuk mengunjungi rumah ini?