Gunung Sinabung yang berada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara diketahui erupsi berkali-kali. Oleh karena itu, hingga kini masih berada dalam status “Awas”.
Namun, seiring dengan tragedi bencana tersebut, mulai muncul berbagai mitos meletusnya Gunung Sinabung. Sejumlah masyarakat mempercayai bahwa meletusnya Gunung Sinabung berkaitan dengan hal-hal mistis dan mitos di baliknya.
Tidak dapat dipungkiri lagi, jika Gunung memang kerap dikaitkan dengan mitos, tak terkecuali Gunung Sinabung. Mitos meletusnya Gunung Sinabung dikaitkan dengan berbagai fenomena yang terjadi selama bencana letusan terjadi.
Tahun 2013 lalu misalnya, awan panas letusan Gunung Sinabung sukses menggegerkan masyarakat. Awan letusan ini menjulang tinggi dan membentuk sekilas bayangan yang mirip orang sedang berdoa.
Setelah fenomena tak biasa itu terjadi, menyebarlah mitos yang mengatakan bahwa awan berbentuk orang berdoa ini merupakan teguran dari Sang Maha Kuasa bagi umat manusia.
Masyarakat setempat memgatakan bahwa awan panas berbentuk orang berdoa ini adalag sebuah teguran agar manusia tak melupakan Tuhan dan senantiasa selalu berdoa agar selamat dan terhindar dari bahaya.
Pernyataan yang berbeda, ada juga masyarakat setempat mengatakan bahwa awan tersebut mirip dengan seseorang yang sedang meminta maaf atau ampunan. Sehingga masyarakat mempercayai awan tersebut menyampaikan pesan agar manusia mau meminta maaf pada Tuhan karena telah membuat kerusakan di bumi.
Tak hanya itu, mitos-mitos makhluk ghaib juga ada di Gunung Sinabung. Sebuah cerita mengatakan bahwa meletusnya Gunung Sinabung adalah buah dari kemarahan sang sosok penunggu gunung yang murka pada manusia. Sang penunggu murka karena manusia telah merusak apa yang ada di Gunung Sinabung. Entah benar atau tidak, tak ada yang pernah tahu.
Sosok penunggu Gunung Sinabung digambarkan dengan sosok buto hitam dari bangsa jin, badannya tegap kekar dan besar. Mungkin seperti penggambaran sosok buto dalam film-film horor Indonesia selama ini.
Benar atau tidaknya hal tersebut, tentunya ada pesan positif yang bisa diambil dari mitos ini. Memang sudah seharunya manusia memang menjaga alam, melestarikannya, memanfaatkannya dengan bijak tanpa harus merusaknya.