Kebanyakan orang memang suka dengan makanan olahan selain praktis hal ini juga sangat mudah ditemui, baik di toko-toko sekitar maupun di pertokoan online. Banyak orang mengonsumsi makanan olahankarena menganggapnya lebih praktis.
Tak hanya itu saja bahkan, makanan olahan ini bukan hanya telah melalui berbagai proses seperti pencetakan, ekstrusi, dan penggilingan, tapi makanan olahan biasanya mengandung banyak bahan yang telah mengalami berbagai proses juga.
Beberapa contoh makanan olahan adalah sosis, permen, minuman ringan, sereal sarapan, nugget ayam hingga keripik.
Namun tak hanya itu saja pasalnya rfek buruk makanan olahan memang tidak terlihat langsung, tapi kini ketikavirus corona menimbulkan kekacauan di mana-mana, orang-orang pencinta makanan olahan ternyata lebih rentan daripada mereka yang mengonsumsi makanan sehat.
Para ahli bahkan mengatakan, konsumsi makanan olahan kemungkinan meningkatkan faktor risiko tertular Covid-19.
Bahkan tak ha ya itu saja banyak penelitian telah menetapkan bahwa makanan olahan dapat meningkatkan risiko mengembangkan kondisi tertentu seperti obesitas, kanker, diabetes tipe 2, batu empedu, dan penyakit kardiovaskular.
Namun Virus corona dengan mudah menginfeksi orang-orang yang memiliki kekebalan rendah, sehingga orang-orang dengan kondisi yang disebutkan di atas berisiko lebih tinggi.
ZME Science melaporkan, bahwa makanan olahan di seluruh dunia pada umumnya tidak sehat.
Tak hanya itu saja bahkan kini para ahli kesehatan kini semakin gencar mengampanyekan konsumsi makanan sehat selama masa karantina di tengah pandemi virus corona.
Tetapi nyatanya, bagi banyak orang mengonsumsi makanan sehat adalah sebuah perjuangan, karena itu berarti mereka harus menyingkirkan makanan olahan yang telah menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.