Kota Medan, Sumatera Utara yang masuk dalam jajaran 5 kota besar di Indonesia ternyata juga punya jumlah umat muslim yang begitu banyak. Tiap kali menyambut ramadhan, para warga yang muslim dengan suka cita melakukan berbagai tradisi turun-temurun.
Mau tahu kayak apa suka cita warga Medan menyambut Ramadan? Simak berikut ini!
1. Tradisi Mandi Pangir
Tradisi Mandi Pangir (foto: Phinemo)
Tradisi Pangir konon merupakan hasil perkawinan budaya dari Hindu dan Islam gais. Pangir sendiri adalah prosesi mandi wewangian yang terbuat dari bermacam jenis rempah-rempah alami.
Biasanya mereka akan menggunakan limau/jeruk nipis, daun pandan, serai, bunga mawar, bunga kenanga, dan akar wangi yang dikeringkan terlebih dahulu. Setelah sudah kering, bahan rempah-rempah ini akan direbus dan siap untuk digunakan mandi.
Nah, tradisi mandi rempah ini seringnya dilakukan beramai-ramai oleh masyarakat di sungai, pantai, atau sumber mata air. Tujuan dari tradisi Pangir ini adalah untuk menghanyutkan dosa-dosa masa lalu dan mempersiapkan diri memasuki bulan suci Ramadan.
Jadi harapannya adalah dalam memasuki bulan suci Ramadan, hati dan diri sudah bersih. Ibadah puasa pun jadi makin khusyuk.
2. Tradisi Seribu Bubur
Tradisi Seribu Bubur Melayu (foto: Republika)
Bubur Melayu konon dulunya adalah makanan khas yang digunakan berbuka oleh para Raja Deli. Nah sejak tahun 1909 dibuatlah sebuah tradisi unik, yaitu membagikan bubur ini ke masyarakat luas selama bulan suci Ramadan berlangsung.
Biasanya, bubur Melayu ini akan dibagikan dari hari pertama hingga hari ke-27 Ramadan. Demi mencicipi bubur khas raja ini masyarakat Medan dan sekitarnya rela lho antri dari siang.
Salah satu masjid yang menyajikan bubur Melayu ini adalah Masjid Raya Al Mashun di Jalan SM Raja Medan. Tiap hari masjid ini menyediakan bubur sejumlah 1000 porsi. Wah, asyik kali ya kalau bisa nyobain bubur Melayu ini meski cuma sekali seumur hidup.
3. Tradisi Ziarah Kubur
Tradisi Ziarah Kubur (foto: Tebuireng Online)
Sama seperti umat Muslim di segala penjuru Indonesia, Muslim Medan juga melakoni tradisi ziarah kubur menjelang Ramadan. Tujuannya sudah pasti mendoakan arwah kerabat supaya tenang di sisi-Nya dan juga selalu mendapatkan ampunan dari Allah SWT.
Tradisi ini juga digunakan sebagai pengingat bagi mereka yang masih hidup pada kerabata taua saudara yang sudah terlebih dulu meninggal. Nah, tradisi ziarah kubur ini juga mengingatkan Muslim akan kematian, jadi nggak melulu berpikir tentang dunia.
Apalagi saat menjelang bulan Ramadan, pastinya bisa dijadikan pengingat juga bias ibadahnya makin rajin.
4. Tradisi Pawai Obor
Tradisi Pawai Obor (foto: Sumutkota.com)
Pawai obor adalah tradisi arak-arakan sambil membawa obor yang terbuat dari bambu. Biasanya tradisi ini dilakukan saat menjelang Ramadan. Tujuannya supaya masyarakat antusias dalam menyambut bulan penuh rahmat ini.
Selain sebagai pengingat akan datangnya bulan suci Ramadan, pawai obor juga dilakukan sebagai sarana untuk mempererat tali silahturahmi, gotong royong dan juga kebersamaan di antara warga masyarakat.
Yang membuat suasana makin haru adalah saat ratusan obor sudah dinyalakan dan warga mulai berjalan kaki sambil melantunkan sholawat. Duh rasanya di hati adem banget. Udah gitu jadi ngerasa kalau ramadhan emang bener-bener bisa membangkitkan gelora buat beribadah.