Indonesia memiliki berbagai destinasi wisata menarik yang bisa ditawarkan mulai dari wisata alam, religi, budaya dan kulinernya semua bisa kamu temukan. Bahkan akhir-akhir ini banyak bermunculan tempat-tempat wisata mistis yang cukup menantang adrenalin.
Nah bagi kamu yang tertarik untuk menguji adrenalin, simak ulasan tentang tujuh destinasi wisata tua dan angker yang terkenal di Sumatera Barat berikut ini!
1. Jam Gadang Ikonik dan Penuh Misteri
Jam Gadang (foto: authenti-indonesia.com)
Jam Gadang adalah landmark kota Bukittinggi dan provinsi Sumatera Barat di Indonesia. Simbol khas Sumatera Barat ini pun memiliki cerita dan keunikan karena usianya yang sudah puluhan tahun. Jam Gadang dibangun pada tahun 1926 oleh arsitek Yazin dan Sutan Gigi Ameh. Jam ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda kepada Controleur (Sekretaris Kota).
Salah satu misteri yang masih beredar yaitu tentang penulisan angka Romawi IV di jam yang ditulis dengan IIII, dimana penulisan ini sedikit janggal untuk penulisan Romawi. Ada sebagian masyarakat yang mengartikannya sebagai penunjuk jumlah korban yang menjadi tumbal ketika pembangunan jam ini. Ada pula yang mengartikan, 4 orang pekerja bangunan pembuat jam Gadang meninggal setelah jam tersebut selesai.
2. Danau Singkarak Keindahan dengan Banyak Misteri
Danau Singkarak (foto: cyberworld32)
Danau Singkarak merupakan danau terluas kedua di Indonesia setelah danau Toba. Selain terkenal akan keindahan alamnya yang sangat memanjakan mata, tetapi danau Singkarak juga menyimpan banyak misteri. Salah satu cerita misteri yang beredar di masyarakat adalah tentang terowongan yang menghubungkan Danau Singkarak dengan Danau Maninjau.
Beberapa masyarakat mengatakan bahwa ada orang yang pernah hilang di Singkarak dan muncul di Maninjau, ataupun sebaliknya. Ada pula yang menghubungkan terkait misteri terowongan di dasar Danau Singkarak menuju Maninjau dengan Patahan Semangko--sesar geser aktif yang membentuk jejeran Bukit Barisan yang terbentang dari Aceh hingga Lampung.
3. Goa Jepang Memiliki Dapur yang Horor
Goa Jepang (foto: Pesona Travel)
Sesuai namanya gua Jepang ini dibangun oleh Jepang pada masa penjajahan dengan berbagai macam fungsinya. Seperti benteng, tempat pengintai, tempat eksekusi dan lain sebagainya.
Yang paling terkenal dari gua ini adalah ruang “Dapur”. Ruangan dengan luas sekitar 2m x 1,5m ini bukan tempat untuk memasak pada umumnya. Ruang ini digunakan untuk tempat penyiksaan atau lebih tepatnya tempat memutilasi tubuh para tawanan perang.
4. Pantai Air Manih Tempat Mitos Cerita Malin Kundang
Batu Malin Kundang di Pantai Air Manis (foto: detikTravel)
Di pantai ini terdapat sebuah batu yang bernama Batu Malin Kundang. Pada intinya, Batu Malin Kundang yaitu relief batu berbentuk pecahan kapal serta seorang yang dijelaskan sebagai Malin Kundang tertelungkup di pesisir Pantai Air Manis, Kota Padang, Sumatera Barat.
Menurut masyarakat sekitar, batu tersebut diyakini sebagai Malin Kundang yang telah dikutuk oleh ibunya untuk menjadi batu karena bersikap durhaka. Kebenaran legenda tersebut diragukan apakah nyata atau tidak.
5. Bukit Tambun Tulang
Bukit Tambun Tulang (foto: sejarah ilmu dan pengetahuan)
Bukit Tambun Tulang ini juga kisah legenda yang bertempat di sekitar jalan yang menghubungkan Kayu Tanam dengan Padang Panjang melintasi Bukit Barisan. Konon dahulu kala, terdapat sebuah bukit yang penuh dengan tulang belulang manusia.
Kisah ini menceritakan sulitnya orang dari pesisir untuk menuju pusat negeri Minangkabau, karena harus mendaki bukit, kemudian dirampok dan dibunuh di sebuah bukit yang dinamakan “Tambun Tulang”. Namun sampai hari ini, belum ada penelitian arkeologi atau sejarah atas mitos ini.
6. Museum Lubang Tambang Mbah Soero
Museum Lubang Tambang Mbah Soero (foto: sawahluntotourism)
Bagi kamu pecinta sejarah, mungkin sudah pernah mendengar tempat ini. Tambang ini pertama kali beroperasi pada 1898, ketika masa penjajahan Belanda.
Tambang batu bara pertama di kawasan Patahan Soegar ini tentu jadi saksi bisu kekejaman masa kolonial. Para pekerjanya saat itu merupakan pribumi yang membangkang serta tahanan politik, yang dipaksa bekerja dengan leher, kaki, dan tangan dalam keadaan terantai.
Tambang ini terbentang sepanjang puluhan kilometer, namun yang dibuka untuk wisata hanya 186 meter. Ada fasilitas lampu, tangga, ventilasi, serta besi untuk pegangan tangan saat berjalan di dalamnya.
Udara lembap serta kegelapan di dalamnya bisa membuatmu merasakan kepedihan para pekerja paksa kala itu.
Nah, penasaran? usai pandemi langsung uji adrenalin ya Gays!