Di tengah wabah virus corona atau covid-19, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS kembali menguat menapaki level Rp 15.400. Posisi ini menguat 175 poin (1,12 persen) dibandingkan penutupan sebelumnya pada Rp 15.640 per dollar AS.
Menurut data dari pasar spot, data Bloomberg pukul 15.30 WIB menunjukkan rupiah berada di level Rp 15.464 per dollar AS. Adapun kurs referensi di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Jumat 17 April 2020, juga menguat menjadi Rp 15.503 per dollar AS dibandingkan sebelumnya, yakni Rp 15.787 per dollar AS.
"Alhamdulillah nilai tukar bergerak stabil dan kecenderungan menguat. Hari ini diperdagangkan secara aktif di pasar bergerak di Rp 15.480 sampai Rp 15.151," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi video di Jakarta, Jumat 17 April 2020.
Perry berujar, ada beberapa faktor yang memengaruhi penguatan rupiah hingga level Rp 15.400, yakni derasnya aliran modal asing masuk (capital inflow) selama 1 minggu terakhir, tepatnya tanggal 14-16 April 2020. Secara historis dari periode 2011-2019, aliran modal asing kerap masuk makin deras setelah keluar besar-besaran (outflow).
"Inflow sebagian besar memang masuknya ke SBN (Surat Berharga Negara/SBN). Konfiden terbentuk dan terjadi inflow yang terus berkembang," ucap Perry.
"Itu mendasari keyakinan kami bahwa dalam periode Covid-19 memang terjadi outflow. Kami yakin setelah periode Covid-19 mereda, akan terjadi inflow yang jauh lebih besar dalam peirode yang lama," ungkap Perry.
Perry mengatakan, stabilnya nilai tukar dipengaruhi oleh konfiden pelaku pasar baik di dalam maupun luar negeri terhadap Bank Indonesia yang selalu menempuh stabilisasi nilai tukar.
"Stabilisasi nilai tukar kami tunjukkan di bulan Maret dan pasar berangsur-angsur berkembang sehingga kebutuhan intervensi dari Bank Indonesia jauh berkurang. Makanya cadangan devisa meningkat karena kebutuhan intervensi berkurang," ucap Perry.